Jangan Berpolitik Dengan Kebencian


Partai Setan dan Partai Tuhan. Inilah istilah yang sekarang paling keras dilontarkaan ke publik oleh Amien Rais, sehingga memanaskan suhu politik Nasional. Elit politik tampaknya tidak ingin kehilangan momentum untuk mendongkrak popularitas. Pelbagai manuver dilakukan di sana-sini.

Menaikkan popularitas di mata publik tentu tidak bisa dilarang oleh siapapun. Bahkankongkalikong dengan siapapun juga tidak bisa dilarang oleh siapa pun.

Hanya saja kadang terdapat manuver yang berbuah manis, terkadang menohok dirinya sendiri. Suhu Politik nasional mendekati Pileg dan Pilpres 2019 semakin panas.

Manuver politik kadang membuat gaduh suhu politik. Bisa saja ini yang diharapkan oleh sang pembuat manuver sebagai “terapi kejut” apakah yang dilakukan itu mengagetkan ataukah biasa saja respons public.

Jika publik terkejut itulah keberhasilannya. Jika publik diam maka gagal terapi kejut yang dilakukan. Hanya sayang “terapi kejut” yang dilakukan kadang juga menggunakan kata atau kalimat yang mengandung makna negatif bahkan mengarah pada kebencian kepada kelompok lain. Inilah yang mestinya tidak perlu dilakukan.

Penggunaan kata-kata kasar (vulgar) untuk lawan politik dengan semangat kebencian harus dihentikan. Istilah Partai setan dan partai Tuhan misalnya, sesuatu yang tidak perlu dilakukan!

Pileg dan Pilpres adalah mekanisme politik yang paling mutakhir di dunia kontemporer. Penggunaan kata-kata kasar, vulgar dengan semangat kebencian bukan memperbaiki situasi politik demokratis, tetapi “membunuh demokrasi itu sendiri”. Inilah sebenarnya pecundang demokrasi tetapi mendaku sebagai kampiun demokrasi Indonesia.

0 Komentar

close