Mereka Merampas Masa Kanak-Kanak

 
Yang mengagetkan dan membuat miris dari aksi pengeboman teroris di Surabaya adalah mengikutsertakan wanita dan anak di bawah umur untuk melancarkan aksinya.

Anak-anak yang masih suci dan lugu "dimanfaatkan" oleh orangtuanya untuk ikut aksi brutal dan sadis ini.

Sebuah fenomena yang perlu kita waspadai, bahwa ajaran kekerasan dan radikalisme telah diwariskan dan reproduksi secara dini oleh orangtuanya.

Apabila sejak dini anak sudah terpapar hal yang tidak baik seperti kekerasan atau radikalisme, maka dalam otaknya akan terbentuk memori, dan pemahaman kekerasan dan radikalisme yang tersimpan dalam memori permanen dihipokampus dan lobus frontalis maka kelak dia akan tumbuh dalam karakter yang mudah menumpahkan memori kekerasan di otaknya.

Memori kekerasan dan radikalisme permanen ini bila sudah terbentuk akan sulit dihilangkan walaupun mendapatkan upaya pemahaman yang benar tentang kekerasan (deradikalisasi).

Apalagi bila memori ini ditambah dengan keyakinan yang bersifat transendental dengan pemahaman yang salah terhadap ajaran Tuhan sambil berimajinasi tentang kebahagiaan di alam baka setelah misi radikalisasi dilaksanakan.

0 Komentar

close