Film ‘Persepsi’ Satlantas Aceh Besar Raih Juara II di Police Movie Festival 2018

BANDA ACEH – Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Aceh Besar dengan film berjudul ‘Persepsi’ sukses meraih juara II pada ajang Police Movie Festival (PMF) 2018 di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu (23/6/2018).

Tim Aceh Besar yang dipimpin Kasat Lantas, AKP Vifa Fibriana Sari SIK menjadi ‘runner up’ untuk genre film pendek berdurasi 5-7 menit.

Wakil Aceh ini berhak membawa pulang tropi dan duit pembinaan Rp 25 juta.

Adapun juri pada even kelima Polri yaitu aktor Chicco Jerikho, star layar lebar Prisia Nasution, komikus dan animator Faza Meonk, sutradara Anggi Umbara, dan Kepala Biro Multimedia Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rikwanto.

Police Movie Festival 2018 tambah meriah dengan penampilan artis dan musisi ibukota semisal Kahitna dan Soulful.

Dilansir dari Wartakota, malam puncak ajang Police Movie Festival 2018 yang diikuti 410 film pendek dan animasi berlangsung meriah dan berhasil.

Sebelumnya, peserta haruslah mendaftarkan karyanya sebelum 5 Juni 2018, dan hendak dipilih 10 finalis dari masing-masing genre.

Kasat Lantas Polres Aceh Besar, AKP Vifa Fibriana Sari SIK lewat akun instagram @vifafibriana mengatakan syukur kepada Allah SWT dan berterimakasih atas dukungan komandan, senior, rekan, serta penduduk Aceh terhadap film Persepsi yang meraih juara 2 Police Movie Festival 2018.

“Diharapkan masalah ini bisa menginspirasi setiap dan jaya lah selalu Kepolisian Republik Indonesia,” tulis Vifa.

Amatan Serambinews.com, film Persepsi mengisahkan tentang kehidupan Bripka Heri Mulyadi, star parodi ‘Polisi PPAP’ yang sempat ‘booming’ di medsos sejumlah masa kemudian.

Di balik ketenaran anggota polisi kemudian lintas , ternyata sudah ada kesedihan yang menyelimuti hatinya saban hari. Pasalnya, Heri sering diprotes anak dan istrinya sebab sering memerankan karakter kocak pada parodi Satlantas Aceh Besar.

Tidak jarang dia rela dirias tak lazim dengan kostum unik demi misi kepolisian yakni mengampanyekan keselamatan berlalu lintas.

Tetapi semuanya berubah waktu karyanya mendadak diapresiasi penduduk Indonesia. (Serambinews)

0 Komentar

close