Komentar Sandiaga Uno Hingga Grace Natalie Setelah Nama Mereka Diisukan Jadi Menteri Jokowi


Jakarta - Para tokoh diisukan masuk dalam susunan Kabinet Kerja Jilid II (Jokowi) dan Ma'ruf Amin periode 2019–2024.

Sebut saja , , , hingga yang terbaru adalah Ketua Umum Kadin, .

Dalam susunan tersebut, ada perubahan pada beberapa pos menteri.

Namun, lebih banyak pos–pos menteri dan lembaga yang dijabat oleh orang–orang yang ada saat ini.

Dalam info tersebut, misalnya, Menko Polhukam akan dijabat oleh Moeldoko. Sedangkan Menko Ekonomi diisi oleh Sri Mulyani.

Luhut Binsar Panjaitan tetap sebagai Menko Kemaritiman.

Inilah rangkuman Tribunnews.com dari berbagai sumber terkait reaksi para tokoh diisukan jadi menteri Kabinet kerja Jilid II Jokowi–Ma'ruf Amin.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, , angkat bicara perihal isu dirinya akan dipilih sebagai menteri oleh Presiden Jokowi.

Dengan tersenyum, Rosan menyebut akan mendoakan yang terbaik atas pilihan Jokowi selaku Presiden Indonesia.

"Kalau saya sih mendoakan yang terbaik. Ya kita yakin pilihan Presiden pasti yang terbaik lah untuk 5 tahun ke depannya, membuat ekonomi kita menjadi lebih solid," ujar Rosan, di kediamannya, Jl Kemang Timur Raya No. 99A, Jakarta Selatan, Kamis (6/6/2019).

Disinggung terkait adakah informasi siapa yang akan diganti dalam reshuffle Kabinet Kerja, ia enggan berbicara lugas.

Rosan hanya menegaskan bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan memilih susunan kabinet terbaik. Terutama untuk menguatkan bidang perekonomian Indonesia ke depannya.

"Ya beliau sangat memahami sekali bagaimana penguatan bidang perekonomian ke depan, dengan tentunya memilih susunan kabinet yang sangat baik," tukasnya.

Calon Wakil Presiden (Cawapres) 02, Sandiaga Uno, tanggapi kabar yang beredar bahwa dirinya akan dimasukkan dalam jajaran Kabinet ( Jokowi).

Seakan membenarkan kabar tersebut, mengatakan bahwa dunia politik bersifat dinamis.

Sandiaga Uno pun mengaku ia ingin terus berada di pihak masyarakat.

Hal itu disampaikan Sandiaga Uno saat kabar yang beredar disinggung oleh pembawa acara 'Layar Demokrasi' di CNN Indonesia, dikutip TribunWow.com, Kamis (6/6/2019).

Terkait itu, pembawa acara lantas meminta Sandi untuk sedikit membocorkan rencananya ke depan setelah Pilpres 2019 selesai dilakukan.

"Banyak informasi, kemudian gosip bapak akan masuk ke kabinet," ujar pembawa acara.

"Kalau boleh di–share pak sedikit bocoran, rencana pribadi apa sih pak setelah pilpres?," tanyanya kemudian.

Sandi menyatakan bahwa dirinya tidak terlalu menghiraukan terkait kabar yang beredar.

Dirinya mengatakan tidak ingin berpikir terlalu jauh.

Sebab menurutnya, pergerakan dalam dunia politik bersifat tak menentu.

"Saya melihat, saya tidak berpikir terlalu jauh," ujar Sandi.

"Saya belajar di waktu politik yang hanya singkat ini bahwa kita menyusun rencana itu ya yang sebulan dua bulan ke depan lah."

"Karena kita enggak tahu apa yang akan terjadi."

"Karena dunia politik itu dinamis sekali," sambungnya.

Sandi hanya menginginkan supaya bisa selalu bersama–sama dengan masyarakat ke depannya.

"Jadi harapan saya akan terus bersama masyarakat," tandas Sandi.

Isu Gubernur Sulut, diproyeksi jadi menteri bukan isapan jempol.

Olly pun sempat menyentil isu itu ketika membawakan sambutan ada acara Penamatan Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Manado di Aula Mapalus Kantor Gubernur, Selasa (14/5/2019).

"Mudah–mudahan pak Presiden tidak memanggil saya menjadi menteri, karena kepercayaan masyarakat Sulut masih besar," ungkap Gubernur.

Gubernur jadi menteri pun bukan isu baru, bahkan sudah berkembang sejak Jokowi menyusun kabinet kerja pertama kali, Olly jadi calon yang diproyeksikan PDIP ke kabinet Jokowi.

Bahkan dalam beberapa isu perombakan kabinet, nama Olly masih berkembang.

Olly berharap masih ingin memacu pembangunan Sulut 5 tahun ke depan lagi.

5 tahun ke depan nanti pembangunan infrastruktur serta Sumber Daya Manusia telah dipersiapkan presiden dan gubernur.

Kaitan dengan keluusan SMA, maka targetnya perkembangan pembangunan bisa menyerap tenaga kerja lokal.

"Saudara–saudara sudah harus mempersiapkan diri, jangan kesempatan itu diambil orang lain," kata Olly.

Ada investasi 26 Triliun yang akan masuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Industri parwisata dan industri barang jasa yang memerlukan sekitar 250 ribu tenaga kerja baru.

"Ini sangat penting terutama dalam melanjutkan sektor pembangunan infrastruktur. Makanya, ini yang saya katakan mudah–mudahan pak Jokowi tidak akan memanggil ke Jakarta," kata Gubernur

Dikabarkan Tribun Bali, salah satu nama yang disebut–sebut masuk bursa calon menteri asal Bali dalam kabinet Jokowi jilid II adalah Wakil Gubernur Bali, alias .

Bahkan digadang–gadang sebagai Menteri Pariwisata.

Cok Ace dinilai layak menduduki kursi Menteri Pariwisata karena merupakan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Bali.

Selain pelaku pariwisata, juga punya latar belakang sebagai akademisi.

Namun saat dikonfirmasi Tribun Bali, Rabu (22/5/2019), Cok Ace mengaku tidak terpikir untuk menjadi menteri di kabinet Jokowi–Ma'ruf.

Menurutnya, Presiden Jokowi memiliki standar khusus dalam memilih calon pembantunya.

"Wah jauh, jauh, sangat jauh sekali. Nggak lah, saya kira Pak Jokowi punya cara dalam memandang calon menterinya," kata Panglingsir Ubud ini.

Cok Ace pun mengaku saat ini lebih memilih fokus dalam posisinya sebagai Wagub Bali mendampingi Gubernur Wayan Koster.

"Apalagi banyak Pergub dan Perda yang kita bahas," ujarnya.

Presiden kembali terpilih berdasarkan hasil rekapitulasi Pemilu Presiden 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Saat disinggung soal rencana pembentukan kabinet, menurut Jokowi, ada dua aspek utama yang harus dimiliki jajaran kabinetnya nanti.

"Saya sampaikan bolak–balik, mampu mengeksekusi program–program yang ada, kemampuan eksekutor yang paling penting.

Memiliki kemampuan manajerial yang baik, seperti mengelola sebuah ekonomi, baik ekonomi makro, kemampuan ekonomi daerah, semuanya," kata Jokowi seusai menghadiri Silaturahim Nasional dan Buka Puasa Bersama HIPMI di Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, Minggu (26/5/2019).

Selain sebagai eksekutor program yang mumpuni, Jokowi juga menginginkan jajaran kabinetnya nanti bisa menangani masalah–masalah yang ada dengan benar.

"Mampu mengelola dari sekian masalah, problem, persoalan–persoalan yang ada dengan program dan eksekusinya benar," kata dia.

Selain itu, Jokowi juga menekankan pentingnya menteri–menteri yang berintegritas.

"Ya kalau yang lainnya memiliki intergritas, memiliki kapabilitas yang baik. Tapi yang paling penting adalah mampu mengeksekusi, memiliki kemampuan manajerial yang baik. Dua hal yang penting itu," kata dia.

Meski demikian, ia enggan berbicara soal komposisi menteri dari kalangan partai politik dan non partai politik.

"Saya enggak berbicara masalah partai politik dan non partai politik, lebih penting kemampuan, (seperti) yang saya sampaikan tadi," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Presiden merasa Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia ( HIPMI) cocok jika menjadi menteri.

"Saya melihat–lihat adinda Bahlil ini kelihatannya cocok jadi menteri. Saya lihat dari samping, saya lihat dari bawah ke atas, cocok ini kelihatannya," kata Jokowi disambut sorakan dan tepuk tangan para peserta acara HIPMI.

Menurut Jokowi, Bahlil merupakan sosok yang cerdas dan pintar menghidupkan suasana.

Ia pun menanyakan ke para peserta acara apakah Bahlil cocok menjadi menteri.

"Kan pas, kan?" tanya Jokowi.

"Pas," jawab para peserta secara serentak.

"Siapa yang setuju?" tanya Jokowi lagi.

"Setuju," jawab para peserta.

"Jadi kalau nanti beliau ini terpilih ya enggak usah kaget," sambung Jokowi.

Seusai acara silaturahim dan buka puasa bersama usai, Jokowi menjelaskan orang–orang yang akan mengisi kabinet pemerintahan nanti harus sosok yang mampu mengeksekusi program–program yang ada.

"Mampu mengeksekusi program–program yang ada, kemampuan eksekutor yang paling penting. Memiliki kemampuan manajerial yang baik," kata dia.

Selain itu, Jokowi juga mengharapkan sosok yang mampu menyelesaikan persoalan–persoalan dengan tuntas.

"Mampu me–manage dari sekian masalah, problem, persoalan–persoalan yang ada dengan program dan eksekusinya benar," kata dia.

Saat ditanya apakah Bahlil layak menjadi menteri, Jokowi memandang Bahlil memiliki kriteria itu.

"Tadi, salah dua tadi sudah masuk, kemampuan manajerial ya kan, kemampuan mengekseskusi. Saya lihat memiliki itu," ujarnya.

Sumber : Tribunnews

0 Komentar

close