KBRI Kuala Lumpur Tangani Kasus Dugaan Penganiayaan TKW Asal Aceh di Malaysia


Presiden Komuniti Melayu Acheh Malaysia (KMAM), Datuk Mansyur bin Usman didampingi beberapa perwakilan masyarakat Aceh di Malaysia, seperti Bukhari bin Ibrahim dan Mukhtar Abdullah, Senin (22/7/2019) mengantar Anissah binti Jamil (25) ke KBRI Malaysia di Kuala Lumpur.

Seperti dilaporkan, Anissah (bukan Anisa seperti tertulis selama ini) adalah TKW asal Desa Alue Dua, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara yang diduga jadi korban penganiayaan majikan di tempat dia bekerja di Malaysia.

Terkait kasus itu, tokoh–tokoh Aceh di Malaysia memberikan pendampingan terhadap korban termasuk mengamankan Anissah pasca–melarikan diri dari tempat majikannya, berkoordinasi dengan Pemerintah Aceh, dan selanjutnya mengantarkan korban ke KBRI untuk proses lebih lanjut.

“Ya, pada Senin pagi Presiden KMAM (Datuk H Mansyur Usman) mengantar Anisa ke KBRI dan diterima oleh pejabat Satuan Tugas Pelayanan dan Perlindungan WNI KBRI Kuala Lumpur,” lapor Mukhtar Abdullah.

Mukhtar Abdullah adalah tokoh Aceh di Malaysia yang ikut mendampingi Presiden KMAM bersama Bukhari bin Ibrahim yang juga Ketua I Waqulja, salah satu organisasi komuniti Aceh di negara jiran tersebut.

Menurut Mukhtar, ada empat staf KBRI yang menerima dan menangani kasus yang dihadapi Anissah. Bahkan, menurut Mukhtar, KBRI sudah siap menangani kasus ini sampai ke pengadilan.

“Sebentar lagi pihak KBRI akan buat laporan polis dan besok (Selasa) akan dibawa ke hospital untuk buat visum doktor. Mulai hari ini Anissah berada dalam pengamanan KBRI,” tulis Mukhtar dalam pesan WhatsApp ke Serambinews.com.

Seperti gencar diberitakan, seorang TKW asal Aceh Utara bernama Anissah binti Jamil (25) diduga menjadi korban penganiayaan berat oleh majikan tempat dia bekerja.

Organisasi masyarakat Aceh di Malaysia merespons kasus itu dan memberikan pendampingan terhadap korban termasuk mengamankan yang bersangkutan hingga akhirnya dibawa dan melaporkan secara resmi ke KBRI Kuala Lumpur.

Kasus Anissah semakin memantik keprihatinan banyak pihak ketika pengurus organisasi masyarakat Aceh di Malaysia mengirim rekaman video yang memuat wawancara dengan korban serta kondisi fisik TKW tersebut yang dipenuhi bekas–bekas luka yang diakuinya akibat penganiayaan, termasuk disiram dengan air panas oleh majikan tempat dia bekerja. Bahkan gigi korban banyak yang rontok.

Tokoh–tokoh Aceh di Malaysia mendesak kasus itu diproses hukum pelakunya bisa menerima ganjaran yang setimpal.

“Apa yang dialami Anissah sangat tidak manusiawi. Kami minta rekaman wawancara ini disiarkan saja agar dunia bisa menyaksikan kebiadaban yang dialami korban,” kata Bukhari bin Ibrahim saat menyampaikan update informasi tentang Anissah kepada Serambinews.com, Minggu, 21 Juli 2019.




0 Komentar

close