Jalan Berliku Esemka, Butuh 12 Tahun Sampai Produksi Massal


Boyolali - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik mobil Esemka di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Pada kesempatan itu, Jokowi juga merilis mobil Esemka pick–up 'Bima'.

Jika menilik ke belakang, Esemka memiliki sejarah berliku sebelum sampai pada peresmian pabriknya. Riwayat mobil Esemka bermula pada tahun 2007 silam. Kala itu Esemka digagas seorang pemilik bengkel 'Kiat Motor' asal Klaten, Jawa Tengah, bernama Sukiyat.

Ia membantu anak–anak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) membuat mobil dengan tujuan utama untuk mentransfer ilmu. Total ada 9 unit prototipe yang dibuatnya dengan nama 'Kiat Esemka'.

Perjalanan mobil rakitan siswa SMK Solo ini berlanjut pada sebuah acara di Kementerian Pendidikan Nasional pada 2009. Mobil Esemka dipamerkan di sana.

Tiga tahun kemudian nama Esemka kian melambung setelah Presiden Jokowi yang saat itu menjabat sebagai Wali Kota Solo menjadikan Esemka Rajawali sebagai kendaraan dinas Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo.

"Pak Walikota tertarik karena bangga dengan produk nasional, khususnya karya anak SMK Surakarta," kata Kepala Sekola SMK Negeri 2 Surakarta, Susanta, dikutip dari DetikOto, Selasa (3/1/2012).

Permintaan Esemka meningkat, namun pemasarannya belum bisa masif. Stok mobil terbatas, ditambah lagi Esemka memang belum mengantongi izin laik jalan dari Kementerian Perhubungan.

Agar dapat diproduksi massal, Esemka perlu melewati serangkaian tahapan, beberapa di antaranya uji kelayakan dari Kementerian Perhubungan, mengajukan Tanda Pendaftaran Tipe Kendaraan Bermotor (TPT) ke Kementerian Perindustrian, hingga mendapat investor.

Tidak butuh waktu lama. Esemka Rajawali melakukan uji emisi dengan menempuh perjalanan Solo–Jakarta pada akhir Februari 2012 silam.

Namun, beberapa hari kemudian, Kementerian Perhubungan menyatakan Esemka Rajawali tidak lulus dalam uji emisi. Setelah itu, nama mobil Esemka timbul–tenggelam selama bertahun–tahun.

Esemka kembali mencuat pada 2015 lalu setelah Mantan Kepala Badan Intelijen (BIN), Hendropriyono mengambil peran dalam upaya pengembangan Esemka. Melalui perusahaan miliknya, yaitu PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL), Hendropriyono merangkul PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) dan membentuk entitas bisnis baru bernama PT Adiperkasa Citra Esemka Hero (PT ACEH) pada tahun 2015. Ini terjadi setelah kunjungan Jokowi ke Malaysia, soal kerja sama dengan mobil Proton.

Hendropriyono pun mengatakan mobil nasional Esemka akan meluncur pada 2018 meski kenyataannya masih simpang siur.

Keberadaan Esemka justru lebih sering dihubungkan pada persoalan politik. Namun, hal tersebut dibantah Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono.

"Hilang lagi itu karena kita harus membuat satu tim yang benar–benar profesional untuk membangkitkan produk itu, jadi nggak hanya tim kecil yang bisa memproduksi satu Esemka saja nah itu yang kita nggak mau," kata Diaz dikutip dari detikcom, Kamis (18/10/2018).

Kesungguhan untuk produksi massal kembali muncul ke permukaan setelah PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK), pemilik produk Esemka, mengikuti The Automotive Component Industry Expo 2019 di Jakarta pada hari Selasa (14/8/2019).

Ini merupakan kesempatan manajemen PT SMK untuk bertemu langsung dengan pengusaha lokal komponen. Pada pameran itu, PT SMK juga memamerkan komponen mobil pick up Esemka.

Sebagai bentuk komitmen, PT SMK yang diwakili Presiden Direktur Eddy Wirajaya membuat Letter of Intent bersama supplier dari Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM), dan Perusahaan Industri Kecil Menengah Komponen Otomotif (PIKKO).

Namun, Eddy saat itu memilih irit bicara mengenai rencana produksi Esemka dan meminta awak media untuk menunggu waktu. Ia juga menegaskan bahwa Esemka bukanlah mobil nasional.

"Kami bukan mobil nasional, kami mobil yang diproduksi di Indonesia. Jangan salah persepsi mengenai mobil nasional. Cukup luas artinya," kata Eddy.

Pada akhirnya, teka–teki produksi massal mobil Esemka terjawab dengan diresmikannya pabrik produksi Esemka, Jumat (6/9/2019) oleh Presiden Jokowi.

Setelah peresmian ini, PT SMK dikabarkan sudah bersiap memulai produksi massal kendaraan. Pada tahun pertama, PT SMK akan memproduksi sebanyak 3.500 unit pick up Bima dengan kapasitas produksi total sebesar 12.000 unit per tahun.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang ikut mendampingi Jokowi mengungkapkan kesiapan produksi massal Esemka tersebut.

"Saat ini, PT SMK telah bekerjasama dengan lebih dari 30 industri penyedia komponen otomotif lokal dan sudah melakukan persiapan untuk produksi massal," kata Airlangga.

0 Komentar

close