Menhan Ajak Tokoh Adat Musyawarah untuk Masa Depan Papua


Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu bertemu dengan perwakilan masyarakat adat Papua dan Papua Barat. Pertemuan tersebut dikatakan Ryamizard untuk menciptakan Papua dapat tenang ke depannya.

"Kita kumpul tadi bersama–sama dengan tokoh adat untuk bagaimana menciptakan Papua ini tenang. Tadi melaksanakan perintah dari Tuhan kasih sayang," kata Ryamizard, di Mega Futsal, Jayapura, Kamis (10/10/2019).

Menurut Ryamizard, Papua sudah bertahun–tahun diamankan dengan pasukan bersenjata. Kini, kata Ryamizard, sudah saatnya melakukan musyarawah untuk bagaimana baiknya Papua ke depan.

"Kita sudah bertahun–tahun bagaimana mengamankan Papua dan lain–lain dengan bersenjata, kekerasan, saya raya sudah waktunya kita melakukan kegiatan untuk bersama–sama, berkoordinasi, bersilaturahmi, bermursyawarah untuk mufakat bagaimana baiknya negara ini, bagaimana baiknya Papua ini," ucapnya.

Ryamizard mengatakan hal itu sebagai komitmen. Dia berharap langkah tersebut diberkahi Tuhan dengan penuh kasih sayang.

"Kita juga berkomitmen mudah–mudahan ini mendapatkan rahmat dari Tuhan. Jadi saya ulangi Alquran yang begitu tebal terdiri dari 6666 ayat, dikecilkan satu kata (yaitu) rahim, kasih sayang," ujar Ryamizard.

Lebih lanjut, menurut Ryamizard persoalan dasar bangsa Indonesia adalah keserakahan dan sikap saling benci. Hal itu timbul karena masih ada bangsa Indonesia yang masih menutup dan mencari jati dirinya.

"Saudara–saudaraku masyarakat Papua, yang saya cintai dan saya banggakan, karena hakekatnya akar dari dipersoalan bangsa ini adalah keserakahan dan kebencian serta masih adanya sebagain masyarakat kita yang ditutup kesadaran jati dirinya sebagai bangsa Indonesia yang sejati. Karena masih terus berkutat mencari identitas dan jati diri bangsa ini yang ujung–ujungnya mengganti ideologi Pancasila dan ingin memisahkan diri dari NKRI," sebutnya.

Ryamizard mencontohkan beberapa pemberontakan yang pernah terjadi dalam sejarah Indonesia. Dia berharap masyarakat Papua sadat untuk giat bela negara.

"Memang bersatu itu sulit, dulu di Sumatera ada PRRI, di Aceh ada, di Sulawesi ada, ada juga ingin mendirikan negara islam di bagian tengah, ada. Tapi itu karena kesadaran tidak ada lagi, nah harapan kita di bumi Papua ini sadar, bela negara adalah kesadaran untuk membela negara, itu kok intinya," papar Ryamizard.

0 Komentar

close