Ternyata Fadli Zon yang Munculkan Ide Prabowo Jadi Menteri Jokowi


Manuver Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan Kabinet Jokowi, ternyata bukan tiba–tiba. Ide awal berasal dari Fadli Zon dan lama dibahas di Gerindra.

Sandiaga Uno pun menceritakan detik–detik nama Prabowo Subianto muncul dan diusulkan menjadi Menteri Pertahanan di era Jokowi–Ma’ruf Amin ini.

“Kalau ngobrol, beliau (Prabowo) intens ngobrol kira–kira enggak lama setelah kejadian di Papua. Pembicaraan kita lebih intens. Tadinya fokus kita di ekonomi, tapi ada satu permasalahan, yakni keutuhan bangsa,” kata Sandi, Sabtu (26/10/2019) malam.

Menurutnya, saat ini ada yang membuat mereka harus re–asses, melakukan assesment ulang. Mana saja titik–titik yang harus lebih diperhatikan lagi dalam pembangunan ke depan. Dan ini tujuannya menghadirkan keutuhan dalam bingkai NKRI.

“Akhirnya salah satu ide yang disampaikan rekan saya Fadli Zon, salah satu yang pertama mengusulkan (Prabowo). Dan rekan saya Dasco (Sufmi Dasco) yang membahas. Kalau
Gerindra gabung dengan pemerintah, portofolio yang paling strategis adalah portofolio pertahanan,” jelas Sandi seperti dilansir kumparan.

Serius menanggapi usulan tersebut, Prabowo menyusun sebuah konsep yang kemudian dikirim kepada Jokowi sebelum pertemuan di Istana Negara pada 11 Oktober 2019.

“Saya diberikan konsepsi yang disodorkan Pak Prabowo ke pemerintah tentang pertahanan dan ekonomi. Untuk pertahanan itu strategi keutuhan dan doktrin pertahanan ke depan, dan bagaimana Papua tetap menjadi bagian integral dari Indonesia,” jelasnya.

Bergabungnya Prabowo dalam kabinet pemerintahan Jokowi periode kedua ini mengejutkan banyak pihak. Sosok mantan Danjen Kopassus yang dua kali kalah melawan Jokowi dalam pemilu presiden memang cukup kontroversial selama ini.

Komandan Jenderal Kopassus 1995–1998 ini melihat ada kemiripan antara kasus Papua saat ini dengan Timor Leste yang dulu ditanganinya.

Diskusi antara Prabowo dengan Sandiaga Uno, yang mendampinginya di Pilpres 2019, dan di internal Gerindra pun bergulir.

Sandiaga Uno juga memberikan jawaban terkait ditawari masuk dalam kabinet Jokowi–Ma’ruf Amin.

“Sekarang lihat, enggak benar kan? Jadi Pak Prabowo dan Edhy Prabowo kader Gerindra yang masuk ke kabinet Pak Jokowi,” jawabnya.

“Ini sinyal kuat sinyal persatuan. Saya awalnya berpandangan sebagai pribadi harus ada sistem check and balance di demokrasi kita,” jelasnya.

“Saya merasa terhormat kalau bisa memberikan peran di luar pemerintahan, memberikan masukan yang konstruktif. Dan alhamdulillah, my wish granted. Saya bisa memberikan masukan–masukan ke mayoritas teman–teman saya semua, seperti Pak Erick, Menteri BUMN,” ujarnya lagi.

Namun Sandiga mengakui ada pembicaraan agar Sandi menjadi menteri di kabinet Jokowi untuk memperkuat tim ekonomi.

“Ada pembicaraan itu. Tapi setelah semakin dekat, kemarin tanggal 20 Oktober, isu utama yang menjadi sangat sentral selain konsepsi ekonomi adalah konsepsi pertahanan. Kita semua akhirnya sepakat bahwa itu jauh lebih strategis,” katanya.

Terkait kabar tidak setujunya Sandiaga Uno jika Gerindra bergabung dengan koalisi pemerintah, Sandi pun memberikan jawaban.

Dia mengaku bukannya tidak setuju. Namun dia memiliki pandangan Gerindra sebaiknya ada di luar pemerintahan. Tapi keputusan Prabowo setelah mereka berdiskusi. Dengan background cerita yang sudah disampaikan mengenai Panglima Jepang Hideyoshi, dan cerita tentang Abraham Lincoln.

“Ada tiga pilar yang diajarkan dalam cerita tersebut. Pertama kita harus cinta NKRI. Kedua, jangan menatap ke belakang, kita fokus kemajuan Indonesia. Ketiga, hindari perpecahan,” jelasnya.

0 Komentar

close