Profil Kapolsek yang Bersimpuh Saat Bentrok Warga–Penambang Pasir di Pinrang


Sosok Kapolsek Cempa Iptu Akbar Andi Malloroang viral di media sosial (medsos) lantaran aksinya bersimpuh melindungi penambang pasir yang hendak dikeroyok warga di Salipolo, Cempa, Pinrang, Sulawesi Selatan. Selain karena tugas kepolisian, Akbar mengungkapkan alasannya melindungi si penambang pasir karena teringat almarhum kakaknya yang meninggal dunia karena peristiwa serupa.

"Terus terang dulu saya punya kakak meninggal, sama, dalam kejadian kayak gini. Waktu saya kecil, saya punya kakak meninggal karena dianiaya beramai–ramai orang. Nah saya terinspirasi, seandainya ada orang yang selamatkan saya punya kakak seperti yang saya lakukan, mungkin saya punya kakak masih hidup," ungkap Iptu Akbar kepada detikcom, Senin (11/11/2019).

"Orang tua saya bilang kakak saya nggak tahu apa–apa dihadang di jalan, dibunuh ramai–ramai. Saya ingin kasih lihat kakak saya, walaupun dia almarhum, harus kasih bangga dia karena adiknya ini masih bisa menyelamatkan orang yang bernasib seperti dia," imbuh Akbar.

Akbar merupakan perwira pertama yang mengawali karier di Polri lewat jalur Sekolah Bintara Prajurit Karier (Seba PK), dia lulus pada 1996. Pria 45 tahun ini kemudian berkesempatan alih golongan menjadi perwira dengan menempuh pendidikan Sekolah Calon Perwira (Secapa), dan lulus 2011 lalu.

23 Tahun menjadi polisi, pria asli Suku Bugis itu tercatat hampir tak pernah meninggalkan Kabupaten Pinrang. Akbar menjabat sebagai Kapolsek Cempa sejak 26 Agustus 2019 kemarin.

Sebelumnya, selama hampir tiga tahun dia menjadi Kasat Reskrim Polres Luwu. Dari riwayat kariernya, ayah tiga anak itu menghabiskan waktu selama 20 tahun sebagai penyidik reserse.

Akbar telah mengalami kenaikan pangkat 4 kali selama 23 tahun pengabdiannya di Polri, yaitu dari brigadir dua (bripda) – brigadir satu (briptu) – brigadir – inspektur dua (ipda) – inspektur satu (iptu).

Peristiwa bentrok antara warga Salipolo, Pinrang, Sulsel dengan penambang pasir terjadi pada Senin (4/11) pukul 11.00 WITA. Warga marah lantaran pihak penambang pasir PT ASR tak menghentikan aktivitasnya. Akbar sebelumnya menerangkan, warga khawatir aktivitas penambangan akan mengakibatkan abrasi.

0 Komentar

close