Rekreasi Jiwa Lewat Shalat


Allah Ta'ala telah menganugerahi manusia sarana untuk melakukan rekreasi jiwa lewat perintah shalat. Lima kali sehari, shalat menjadi ajang bagi orang-orang mukmin untuk berhenti sejenak dari tumpukan pekerjaan di kantor, riuhnya jual beli di pasar, impitan masalah rumah tangga, hingga kebutuhan hidup yang menggunung. Termasuk saat menghadapi wabah Covid-19 seperti sekarang.

Shalat menjadi ajang kontemplasi seorang hamba dengan Tuhannya untuk menyadari betapa kecil masalah-masalah yang dihadapi. Sedangkan Allah adalah Zat Yang Mahabesar.

Shalat yang diawali dengan ritual membasuh segenap anggota tubuh dengan air bersih menjadi qiyas penjernih debu-debu di wajah, lengan, rambut, hidung, telinga, hingga kaki. Tak sekadar zahir, dinginnya air wudhu pun diharapkan mampu membasuh kepenatan batin.

Saat menjalani ujian sebagai rasul, Nabi Muhammad diperintahkan untuk melakukan shalat malam lewat QS al-Muzammil ayat 1-9. Di dalam tafsir Ibnu Katsir, Rasulullah mendapatkan perintah shalat malam karena akan menghadapi perkataan yang berat. Perkataan ini diturunkan lewat wahyu melalui Malaikat Jibril.

Di dalam hadis riwayat Imam Ahmad, Rasulullah sempat ditanya mengenai perasaannya saat menerima wahyu. Beliau SAW menjawab: "Aku mendengar suara gemerincingnya lonceng, kemudian aku diam saat itu. Dan itu tidak sekali-kali diturunkan wahyu kepadaku melainkan aku mengira bawah nyawaku sedang dicabut." Begitulah shalat diturunkan kepada Nabi yang juga diperintahkan untuk kita sebagai hamba-Nya, sebagai perhentian sementara di saat kita lupa. Wallahualam.

0 Komentar

close