Kesadaran Kritis Hadapi Pemilihan

 

Semakin dekat waktunya dengan pemilihan umum (Pemilu) akan semakin banyak bermunculan isu-isu politik di ranah publik, baik yang positif maupun negatif. Membangun kesadaran kritis yang konstruktif menjadi keniscayaan untuk membangun peradaban.

Kalau kita cermati, isu yang muncul pada saat menjelang Pemilu 2014 lalu, direproduksi dengan sedikit modifikasi, dan disebarluaskan kembali dengan tujuan untuk mempengaruhi opini publik, yang paling menonjol misalnya soal antek asing (terutama China), kriminalisasi ulama, dan kebangkitan komunisme.

Mengapa isu-isu bernuansa ideologis ini dimunculkan, diduga kuat karena adanya kompetitor petahana yang mengalami krisis kepercayaan. Kepercayaan diri seorang kandidat muncul pada saat memiliki visi dan misi yang jelas dan dengan itu ia mampu meyakinkan masyarakat.

Absennya visi dan misi akan menjadikan kandidat kehilangan kepercayaan, dan untuk tetap eksis di arena kandidasi, cara yang ditempuh adalah dengan menyebarkan isu-isu negatif yang bertujuan untuk mendiskreditkan sang petahana.

Yang membuat kita prihatin, masih banyak kalangan yang termakan isu-isu negatif disebabkan karena kurang piknik (baca: minimnya wawasan dan pergaulan), atau mungkin karena memiliki kepentingan yang sama dengan sang penyebar isu, lantas serta merta ikut serta menyebarluaskan isu tersebut tanpa klarifikasi dan sensor.

0 Komentar

close