Politik Jangan Memecah Belah


Tontonan segerombolan orang berkaos #2019GantiPresiden yang mengacung-ngacungkan sejumlah uang kepada orang lain berkaos #DiaSibukKerja, sambil menyoraki “bong” atau “cebong bayaran” di Car Free Day Jakarta, adalah sajian yang menggambarkan betapa kotor dan rendah usaha-usaha orang Indonesia dalam mengaspirasikan visi politik.

Sementara, tayangan di media sosial pun lebih buruk. Cebong memaki Kampret, Kampretmemaki Cebong. Ledekan, ujaran kebencian, fitnah, adalah bank data masa kini yang tidak baik diwariskan untuk generasi mendatang.

Politik seharusnya mengaspirasi kebutuhan untuk menciptakan sistem pendidikan, ekonomi, jaminan keamanan serta sosial budaya yang demokratis dan adil. Tiap-tiap warga negara berhak pada aspirasi tersebut.

Melecehkan dan merundung sesama warga yang berujung pada sikap saling lapor jelas merupakan drama berbangsa yang tidak sehat. Apalagi, jika yang menjadi korban baku hantam adalah masyarakat biasa, sedangkan elite atas dan para konsultan politiknya justru sedang sama-sama tertawa-tawa.

Masyarakat kelas bawah telah terpisah kian jauh. Satu orang merasa berbeda dengan orang lain. Satu kelompok merasa berbeda dengan kelompok lain. Dampak echo chamber media sosial membuat informasi yang diyakini masing-masing orang teramplifikasi berdasarkan sistem komunikasi tertutup.

Manusia tanpa sadar berinteraksi dalam sebuah ruang ekslusif yang meyakini kebenaran kelompok sendiri dengan meliyankan kelompok lain yang berbeda pandangan.

0 Komentar

close