Tetap Istiqamah Setelah Ramadhan


Bulan Ramadhan 1439 H telah lewat meninggalkan manusia sebagai hamba Allah yang lemah dan mudah khilaf lagi berbuat dosa. Tentunya banyak amalan yang telah dikerjakan di bulan Ramadhan sekiranya dapat menggugah semangat diri dalam beribadah dan berbuat kebaikan meskipun di luar bulan Ramadhan. Menjalani aktivifas kehidupan sehari-hari tetap berada dalam koridor ridha Ilahi dan Rasulullah saw.

Ramadhan yang belum lama ini kita tinggalkan hendaknya menjadi bahan evaluasi diri dalam hal meningkatkan ibadah. Sebagai hamba Allah yang harus kembali mempertahankan keimanan dan ketaqwaaan yang sempat mengalami peningkatan yang cukup drastis selama di bulan Ramadhan.

Karena pada umumnya ketaqwaan manusia ketika di luar ramadhan sepertinya sulit untuk meningkat, sangat mudah down ke titik yang paling rendah. Bagaimana tidak? Pengaruh lingkungan yang tidak Islami, para pelaku dosa, tukang ghibah (gosip), dan maksiat kembali beraksi baik di siang maupun di malam hari, tak henti-henti mereka selalu menggoda seakan tak sadar diri menjadi budak setan.

Acara tausiah, nasehat agama, pengajian dan tontonan islami yang sangat banyak di tayangkan di berbagai media sebagai salah satu media peningkatan keimanan kini nyaris hilang, suasana ibadah di mesjid saat ini tidak lagi semarak dengan lantunan ayat suci Alquran bahkan nyaris hilang.

Selain itu, ukhuwah wathoniah dan ukhuwah islamiyah yang mudah kendur, rentan terpecah belah, serta kedamaian gampang diganggu karena hawa nafsu, mudah terprovokasi, gampang ribut hanya karena masalah sepele berbeda pilihan kepala daerah (pilkada), tidak ada yang mengingatkan lagi dengan kata-kata ana shooimun (saya berpuasa). Hanya hamba Allah yang suci yang dapat menjaga ketakwaannya, bukan hanya untuk kepentingan pribadinya tetapi untuk masyarakat lainnya. Siapakah hamba Allah yang fitrah ini?

Banyak penceramah menjelaskan tentang hamba-hamba Allah yang fitrah ini dikaitkan dengan hubungan antar manusia dan kedamaian. Dijelaskan bahwa kembali pada fitri (suci) setelah sebulan penuh beribadah puasa di bulan Ramadhan bersumber dari ayat Alquran surat Ar-Rum ayat 30 yang artinya:

“Maka hadapkanlah dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah pada) fitrah Allah yang telah menjadikan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

Jadi setiap muslim dan muslimat tetap harus menjaga konsistensi keimanan dan ketakwaannya walaupun di luar bulan Ramadhan. Harus tetap menegakkan lurus agamanya Allah dengan setegak-tegaknya. Walaupun terkadang banyak sekali gangguan dan godaan yang datang silih berganti mencoba untuk menggoyahkan keimanan kita.

0 Komentar

close