Pengakuan Korban Salah Tangkap: Kaki saya patah karena kecelakaan, bukan karena dipukul petugas kepolisian


LHOKSEUMAWE - Polres Aceh Utara turut menghadirkan Faisal dan Syahrur yang dibebaskan pihak kepolisian karena tidak terlibat dalam komplotan perompak yang membunuh Bripka Anumerta Faisal dalam jumpa pers di mapolres setempat, Jumat (31/8). Sementara Bahagia tidak bisa hadir karena sedang berobat ke rumah sakit.

“Kaki saya patah karena kecelakaan, bukan karena dipukul petugas kepolisian. Saat itu sekitar pukul 20.00 WIB saya disuruh antar komplotan itu dari Gampong Meunasah Asan ke Gampong Sawang Kupula,” kata Syahrur.

Syahrur menambahkan, setelah sampai di Matangkupula, ia disuruh tunggu di pinggir jalan, sementara ongkosnya tidak dikasih, padahal untuk mengantar ke Matangkupula merea harus membayar ongkos RBT Rp 20 ribu.

"Saya belum dikasih ongkosnya sama mereka (komplotan)," kata Syahrur

Sementara itu, Faisal juga mengatakan, saat itu dirinya sedang duduk dipangkalan, tiba-tiba datang pemuda dan mengatakan kalau ada sewa, kemudian ia hampiri dan menanyakan hendak kemana, sewa yang juga merupakan komplotan itu mengaku hendak ke Gampong Matangkupula.

“Dalam perjalanan saya juga berbincang dengan pelaku itu, saya tanya dari mana dan menjawab baru pulang mancing. Anda pulang kemana, dijawabnya pulang ke Idi, kenapa enggak pakai sandal, dijawab, sandal masuk lumpur soalnya capek barik boat yang terdampar. Abis itu saya disuruh tunggu dipinggir jalan," ujarnya.

"Ternyata mereka sudah ditangkap oleh polisi, lalu datang petugas polisi ke kami dan disuruh tiarap, ya sudah kami tiarap. Kami tidak dipukul karena ada kawan yang bilang kalau kami ini adalah RBT.”

Sumber: Ajnn

0 Komentar

close