Setan Botak Peureulak, Kelompok Perompak Aceh yang Bunuh Bripka Faisal

 
Anggota Resmob Polres Aceh Utara, Bripka Faisal dibunuh kelompok pemasok narkoba saat sedang melakukan penyelidikan. Setelah ditelusuri dan ditangkap pelakunya, mereka berasal dari kelompok perompak Setan Botak Peureulak.

Kelompok perompak Setan Botak Peureulak rupanya sudah cukup terkenal di kalangan nelayan khususnya di Aceh Utara dan Aceh Timur. Bahkan, mereka juga kerap beraksi dan meneror nelayan di Selat Malaka.

“Mereka sudah lama beroperasi di wilayah perairan Aceh Timur dan Aceh Utara, mereka juga dan berpindah-pindah,” ujar Wakapolda Aceh Brigjen Pol Supriyanto Tarah ditemui kumparan di acara FL2SN di Stadion Lhong Raya, Banda Aceh, Senin (27/8).

Setan Botak Peureulak memang sudah lama menjadi buruan petugas Polda Aceh. Setiap beraksi, mereka menggunakan kode huruf 'R' pada lambung kapal. Tapi, kode itu langsung mereka hapus setelah aksi pembunuhan terhadap Brikpa Faisal. Kelompok ini juga melengkapi diri dengan senjata api. Diduga, senjata-senjata itu merupakan sisa senjata bekas konflik Aceh.

Para nelayan juga cukup sering menjadi korban perompakan Setan Botak Peureulak. Selama ini, polisi kesulitan menangkap kelompok ini karena nelayan takut melapor ke polisi.

"Permasalahannya banyak masyarakat yang menjadi korban perompakan itu tidak berani melapor kepada anggota Polri," imbuh dia.

Meski sudah ada beberapa anggota yang ditangkap, masih ada saja bandit-bandit yang beraksi. Dalam kasus ini, anggota kelompok Setan Botak Peureulak mengadang Faisal saat sedang melakukan penyelidikan, Minggu (26/8) pukul 01.00 WIB. Jalur itu memang dikenal sebagai jalur tikus penyelundupan berbagai barang ilegal termasuk narkoba.

Faisal dan rekannya Bripka Irwansyah ingin memastikan informasi adanya kapal pembawa narkoba yang menggunakan kapal nelayan dan akan bersandar di Pantai Bantayan.

Belum sampai di lokasi, Faisal diadang oleh kelompok Setan Botak Peureulak. Kontak tembak terjadi saat itu. Penyerangan jarak dekat juga tak terhindarkan. Faisal akhirnya tewas akibat luka tusuk. Pelaku juga merampas pistol revolver milik Faisal.

Sejak kejadian itu, polisi langsung melakukan pengejaran. Dalam waktu 18 jam, polisi berhasil menangkap 6 pelaku kawasan pertambakan masyarakat Madat di Aceh Timur. Satu di antaranya tewas saat ditangkap.

Mereka yakni, SM (28), BH (36) dan SR (43) yang merupakan warga Aceh Timur, lalu MA (18) warga Langsa, dan FS (42) warga Aceh Utara. Sementara seorang pelaku lainnya, yakni ZK (33), adalah warga Aceh Timur yang tewas karena melawan petugas.

"Tadi malam sekitar pukul 20.00 WIB, tim menemukan tiga orang lainnya. Saat akan ditangkap, tersangka ZK berusaha melawan dengan akan melempar granat ke arah petugas sehingga terpaksa dilakukan tindakan represif penembakan dan tersangka ZK tewas di tempat. Dari ZK diamankan senjata revolver milik Almarhum Bripka Anumerta Faisal," tutur Kabid Humas Polda Aceh, Misbahul Munauwar.

Barang bukti yang sudah diamankan berupa 2 granat tangan jenis nanas dan manggis, sepucuk AK56, 19 butir peluru, lima pisau, KTP, pistol revolver milik Bripka Anumerta Faisal yang direbut, dan paspor ZK diduga sebagai kepala kelompok.

Saat ini, polisi terus mendalami kasus ini. Untuk mencegah kejadian serupa, polisi berharap peran serta masyarakat untuk memberikan informasi kepada petugas. Informasi sekecil apapun sangat berarti bagi petugas untuk mengungkap kasus ini.

“Langkah ke depan untuk mengantisipasi daerah perairan Aceh ini diharapkan keikutsertaan masyarakat. Setidaknya mereka berperan minimal memberikan informasi kepada petugas. Seperti yang dilakukan masyarakat Bantayan tentang informasi bahwa ada orang yang dicurigai membawa senjata api,” ucap Supriyanto.

sumber:kumparan

0 Komentar

close