Cerita SBY Dua Hari Temani Ani Yudhoyono Sebelum Meninggal Dunia


Jakarta - Hampir pukul 23.00 ketika jenazah Ani Yuhoyono tiba di kediamannya, Cikeas, Jawa Barat, setelah diterbangkan dari Singapura. Presiden ke–6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang terus mendampinginya terlihat lelah. Kantong matanya membesar. Namun, dia tidak menyerah untuk terus berada di samping peti mati istrinya yang dibalut bendera merah putih.

Para tamu silih berganti menyampaikan ucapan duka. Termasuk, Presiden Joko Widodo, Presiden ke–3 B.J Habibie dan tokoh yang datang ke Cikeas. Kepada Dengan tenaga yang tersisa, SBY menceritakan kepada presiden dan tamu lainnya tentang kondisi sang istri tercinta, Ani Yudhoyono sebelum menghembuskan nafas terakhir di National University Hospital (NUH) Singapura.

’’Almarhumah dengan tenang dipanggil oleh Allah SWT pukul 11.50 waktu Singapura,’’ kata SBY di Cikeas, Jawa Barat, Sabtu (1/6) malam.

Dia ingat betul, sebetulnya kondisi Ani Yudhoyono sempat membaik dan memberikan harapan. Itu terjadi pada tiga minggu lalu. “Dokter mengatakan, sel–sel kanker dalam tubuh menurun secara tajam. Itulah yang membuat kami bersyukur dan berharap agar penyakit kanker darah Ibu Ani bisa disembuhkan,” imbuhnya.

Namun, membaik kondisi sang istri ternyata tidak bertahan lama. Allah punya kehendak lain. Pada Rabu (29/5), kondisi Ani Yudhoyono kembali turun. SBY bilang, saat itu istrinya mengalami demam tinggi. Menurut dokter, demamnya dipicu oleh sel–sel kanker yang telah dilumpuhkan, tiba–tiba kembali menyerang.

“Tiba–tiba ada ledakan dari sel–sel kanker yang tadinya sudah dilumpuhkan itu, meningkat dengan sangat tajam. Tim dokter kewalahan, sehingga masuk ICU dengan perlakuan khusus,” kata SBY yang mengenakan baju putih.

Lebih lanjut SBY menceritakan, saat berada di ruang ICU dirinya terus menemani sang istri. Itulah kenapa, dia tahu benar saat belahan jiwanya sedang berjuang keras melawan kanker darah yang dideritanya. SBY kukuh untuk menemani selama dua hari di ICU.

“Saya dua hari dua malam ada di tempat istri tercinta yang berjuang untuk melawan kanker ganas,” ungkapnya.

SBY berujar sempat bertemu dengan beberapa perawat yang menguatkannya. Mereka kagum dengan perjuangan Ani Yudhoyono. Dia ingat betul, perawat NUH mengatakan bahwa istrinya adalah perempuan kuat. ’’Ani Yudhoyono is a strong woman,’’ ucap SBY menirukan perawat itu.

Bukan tanpa alasan para perawat menyampaikan hal itu. Sebab, SBY tahu jika istrinya mendapat hantaman keras dari kanker darah yang dideritanya. Namun, Ani Yudhoyono tetap kuat.

“Ani Yudhoyono semestinya sudah kembali ke maha kuasa karena begitu kerasnya hantaman kanker darah. Diserang di berbagai organ tubuh, tapi masih tetap bertahan,” kenangnya.

Satu jam sebelum sang istri dipanggil Allah SWT, SBY menyampaikan pesan kepada sang istri dengan kata–kata Indah. Pesan itu dia sampaikan kepada Ani yang sedang ditidurkan. Namun, SBY tahu kalau istrinya mendapatkan pesan itu. Sebab, dia sempat melihat di pelupuk mata Ani Yudhoyono ada titik–titik air mata.

’’So, she was listening to us. Karena mungkin orang–orang yang disayangi itu masuk dalam hati dan pikiran,” ungkapnya. SBY menyebut kalau air mata yang jatuh itu sebagai air mata cinta, air mata kasih, dan air mata sayang. ’’Semoga Bu Ani diterima oleh Allah. Seperti itu perjuangannya,” tambah SBY.

Perjuangan Ani Yudhoyono memang luar biasa. Selama tiga bulan dia berusaha sekuat tenaga untuk bias sembuh. Itulah kenapa, SBY ingat kalau Ani pernah bilang tidak akan menyerah dari kanker darah yang menyerangnya. “Dia orang yang kuat dan tidak mau menyerah. Dia bilang sama saya; saya pasrah tapi tidak menyerah,” ingatnya.

Sebelum meninggal sekitar pukul 11.50 waktu Singapura, SBY menyebut sang istri menampilkan raut muka bahagia. Sampai dipanggil oleh Allah SWT, dia menyebut Ani dalam keadaan tenang dan santai. “Saya ucapkan, ibu selamat jalan. Semoga Memo hidup tenang di sisi Allah SWT,” tuturnya.

Rencananya, hari ini, minggu (2/6) pemakaman Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan (TMP Kalibata) dilakukan. Pukul 12.00 WIB ibu negara ke–6 itu disalatkan. Inspektur Upacara Pesemayaman adalah Ketua DPR Bambang Soesatyo. Setelah itu, jenazah diberangkatkan ke TMP Kalibata pada pukul 13.00 WIB. Diperkirakan pada pukul 15.00 Ani Yudhoyono dimakamkan dengan upacara militer. Yang menjadi Inspektur Upacara adalah Presiden Jokowi.

Sumber : Jawapos

0 Komentar

close