Rangkaian Pemilu Usai, Polda Aceh Tetap Patroli Medsos Antisipasi Hoaks


Banda Aceh - Meski rangkaian pemilu telah usai dan Mahkamah Konstitusi telah memutuskan gugatan pasangan calon presiden, Polda Aceh menegaskan tetap akan melakukan patroli dunia maya atau media sosial (medsos).

Hal itu tetap dilakukan sebagaimana saat rangkaian pemilu berlangsung, guna menghalau dan mengantisipasi hoaks atau berita bohong di dunia maya melalui akun–akun media sosial.

Selain itu, pihak Polda Aceh juga akan memantau akun–akun yang dengan sengaja menyebar kebencian untuk pemerintah, sosok, tokoh politik, atau siapa pun melalui medsos.

Penegasan itu disampaikan oleh Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dir Reskrimsus) Polda Aceh, Kombes Pol T Saladin kepada Serambinews.com, Sabtu (29/6/2019).

"Masih, kita masih memantau, kita di Polda Aceh tetap melakukan patroli dunia maya atau media sosial walaupun rangkaian pemilu sudah selesai. Ini akan rutin kita lakukan, karena hoaks itu mungkin tidak selalu berkaitan dengan politik pemilu, bisa saja untuk isu–isu yang lain," kata Kombes Pol Saladin.

Mantan Kapolresta Banda Aceh ini menegaskan, selama ini, pihaknya terus melakukan patroli di dunia maya dan mendapat banyak akun media sosial yang kerap membagikan sebuah informasi terkait isu pemilu yang tidak valid kebenarannya.

Namun, ada sejumlah akun yang dinilai tidak membahayakan.

"Namun, ada beberapa akun yang berbahaya, memberi pengaruh atau dampak kepada yang lain. Yang begitu langsung kita tangani, kita ingatkan, bahkan ada yang kita jemput kan dan kasusnya juga ada yang ditangani oleh Dit Reskrimsus Polda Aceh," kata Saladin.

Saladin menegaskan, pihaknya di Polda Aceh ada tim cyber yang bertugas memantau lalu lintas dunia maya atau media sosial.

Bahkan, Saladin mengatakan, pihaknya mendeteksi ada beberapa akun media sosial yang adminnya tidak di Aceh, tapi mereka dengan sengaja menyebar informasi–informasi tidak benar yang bisa mempengaruhi orang banyak.

"Saya mengimbau, mohon tidak sembarangan memposting berita, jangan sembarangan membagikan informasi yang belum tentu benar, apalagi mengujar kebencian kepada orang lain. Dulu disebut mulutmu harimaumu, sekarang jarimu kunci selmu. Jika sembarangan, jari itu yang akan menyeret ke dalam sel," cetus Saladin.


Sumber

0 Komentar

close