Profesor AS Minta Maaf ke Warga NTB karena Prediksi Gempa Lombok


Ahli geologi dan kegempaan asal Amerika Serikat Prof Ron A Harris meminta maaf kepada warga NTB. Permintaan itu disampaikan karena pernyataannya soal hasil penelitian potensi gempa di selatan Lombok yang dianggap membuat masyarakat takut.

"Saya meminta maaf atas rasa takut yang disebabkan presentasi saya terkait dengan hasil penelitian kami," ujar Ron dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan di Mataram, sebagaimana dikutip dari Antara, Kamis (18/7/2019).

Ron Harris menjelaskan, berdasarkan penemuan mereka di lapangan, palung Jawa sampai saat ini belum melepaskan energi yang sudah terkumpul selama 500 tahun. Sedikitnya gempa bumi besar selama kurun waktu tersebut menandakan bahwa ada kemungkinan munculnya gempa besar dengan magnitudo 8 dan mungkin 9.

"Banyak yang bertanya kapan, tapi itu adalah pertanyaan yang salah untuk gempa bumi, karena tidak mungkin ada yang bisa mengetahui kapan pastinya," tegas Ron Harris.

"Kami hanya ingin memberi tahu potensi gempa bumi di palung Jawa dan perlu digarisbawahi bahwa palung ini memanjang dari Sumatera di Barat sampai Sumba di Timur, jadi belum tentu episenter gempa yang dimaksudkan akan terjadi di Lombok. Kami hanya bisa memperkirakan di mana (yakni palung Jawa sebagai sumber gempa yang potensial) dan seberapa besar magnitude gempanya berdasarkan catatan sejarah dan rekaman geologi yang pernah terjadi sebelumnya," sambungnya.

Karena itu, Ron berharap masyarakat Lombok lebih berfokus pada kesiapsiagaan. Dia menegaskan, prediksinya itu bukan untuk membuat warga takut atau cemas.

"Sebenarnya itu lah maksud kedatangan kami ke Lombok, untuk membantu masyarakat memahami risiko dan mengajak untuk meningkatkan kesiapsiagaan," ucap Ron Harris yang juga bekerja sebagai dosen di Brigham Young Univesity, Utah, Amerika Serikat.

Sementara, bagi yang tinggal dekat dengan pantai, Ron Harris menganjurkan masyarakat untuk menerapkan prinsip 20–20–20.

"Ketika merasakan gempa selama lebih dari 20 detik, meskipun tidak besar gempanya, anda harus mengevakuasi diri setelah gempa berhenti. Kemungkinan besar tsunami akan tiba dalam waktu 20 menit setelah gempa dan kemungkinan ketinggian tsunami akan mencapai 20 meter. Jadi harus mengevakuasi diri ke tempat yang tinggi atau gedung tinggi yang minimal ketinggiannya 20 meter. Kalau masyarakat Aceh pada tahun 2004 memahami prinsip 20–20–20, mungkin ribuan nyawa dapat terselamatkan," jelasnya.



0 Komentar

close