Ipda Erwin Berjuang Hidup, Alami Luka Bakar 70 Persen Sempat Sadar, Tapi Kini Meninggal Dunia


Meninggalnya Ipda Erwin Yudha Wildani, polisi Cianjur yang terbakar saat amankan aksi demo mahasiswa, tentu saja menyisakan duka bagi keluarga dan jajaran kepolisian.

Ipda Erwin, polisi Cianjur yang terbakar, telah berjuang melawan sakit dan luka bakar yang menyelimuti tubuhnya.

Namun takdir berkata lain, Ipda Erwin, polisi Cianjur yang terbakar, kini telah dipanggil Yang Maha Kuasa.
Anggota Bhabinkamtibmas Polres Cianjur tersebut dikabarkan meninggal di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) dinihari tadi, Senin (26/8/2019) sekira pukul 01.30 WIB.

Jenazah Ipda Erwin sudah dibawa ke Cianjur dari Rumah Sakit Pusat Pertamina.

Kabar meninggalnya Ipda Erwin ini dikonfirmasi oleh Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Dedy Prasetyo.

"Iya betul (Ipda Erwin meninggal)," kata saat dikonfirmasi Tribun Jabar melalui pesan singkat, Senin (26/8/2019).

Ia mendapatkan luka bakar tersebut saat mengamankan aksi demo mahasiswa di depan Pemkab Cianjur, Kamis (15/8/2019).

Saat itu, ada peserta demo mahasiswa yang mulai membakar ban.

Beberapa polisi yang bertugas, termasuk Ipda Erwin, mendekat ke arah ban yang telah dibakar itu.

Nahas, ada peserta aksi yang menyiram bahan bakar minyak ke arah ban tersebut.

Api langsung menyambar ke anggota kepolisian yang hendak memadamkan bakar–bakaran ban tersebut.

"Tiba–tiba ada seseorang yang melemparkan kantong bensin sehingga api pun membesar dan membakar beberapa anggota polisi," ujar warga yang berada di area unjukrasa, Mamur Abdulah (56).

Awalnya, Ipda Erwin dilarikan ke RSUD Cianjur.

Di sana, ia diperiksa oleh tim medis.

Hasilnya, Ipda Erwin disebut mengalami luka bakar hingga 80 persen.

Ia akhirnya dirujuk ke RS Polri Kramatjati, Jakarta.

Ipda Erwin disebut masih dalam keadaan sadar saat dirujuk dari Cianjur menuju Jakarta,

Saat itu padahal Erwin mengalami luka bakar yang serius hampir sekujur tubuhnya

Luka bakarnya terlihat menyebar, mulai dari tangan, kaki, dada, hingga tangan.

"Di muka, kemudian kedua tangan, kaki, dari ujung kaki sampai paha dan sebagian dada," kata Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Brigjen Pol Musyafak.

Polisi terbakar di Cianjur itu pun diperiksa dokter bedah plastik.

Ipda Erwin dinyatakan menderita luka bakar 64 persen.

"Hasil pemeriksaan dokter bedah plastik tim dokter disampaikan bahwa pak Erwin luka bakar 64 persen," ujarnya.

Beberapa polisi Cianjur yang terbakar saat amankan aksi demo tersebut, kemudian mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa.

Hal ini disampaikan ole hKapolres Cianjur AKBP Soliyah.

Adapun kenaikan pangkat dari Kapolri itu berkaitan pada pengamanan unjuk rasa.

Erwin yang tadinya berpangkat Aiptu, naik menjadi Ipda.

Polisi lainnya yang menjadi korban terbakar adalah Bripda Yudi Muslim, Bripda Anif, dan Bripda F.A Simbolon.

"Mohon doanya agar anggota kami segera pulih dan mengenakan pangkat baru dari Kapolri, mereka akan mendapat kenaikan pangkat luar biasa," kata AKBP Soliyah, saat itu, Jumat

guling di jalan depan Pendopo Cianjur. Badannya berkobar terbakar api.

Seorang pria berjaket kulit melihat kejadian itu.

Ia langsung menyingkirkan batu yang ada di dekat Ipda Erwin.

Ya, itu adalah penggalan kejadian kericuhan demonstrasi yang terekam dalam video.

Rupanya, pria berjaket kulit itu adalah Didi Rosiadi (43) alias Asgar.

Saat kejadian, warga Kampung Jambudipa RT 03/01, Desa Jambudipa, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur itu tengah berada di lokasi kejadian.

Ia sedang menonton aksi demonstrasi tersebut.

Berdasarkan penuturan Asgar, polisi yang terbakar itu langsung terjatuh.

Asgar langsung menyingkirkan batu yang menghalangi Ipda Erwin.

Aparat polisi lainnya membantu memadamkan api di badan Ipda Erwin.

Sejenak, aparat polisi itu mundur untuk mencari bantuan.

Kemudian, Asgar sigap maju untuk memadamkan api tersebut.

Ia menyambar dus bekas air minus yang tergeletak di jalan.

Dus itu ia pukul–pukulkan ke badan Ipda Erwin agar api yang berkobar bisa padam.

Dalam hitungan detik, api tersebut padam.

Berdasarkan video yang beredar, Asgar mencari bantuan agar Ipda Erwin bisa dievakuasi.

Tangannya bergerak–gerak seperti memanggil orang.

Asgar menjauh dari Ipda Erwin saat sebuah angkot datang.

Saat itu, muncul sosok Muhammad Ridwan Suryana (18), pelajar SMK Pasundan I Cianjur.

Ia mendekati Ipda Erwin yang terkapar.

Sambil menahan kepala Ipda Erwin, Muhammad Ridwan Suryana memberikan air minum.

Aksi Asgar dan Muhammad Ridwan Suryana tentu menjadi sorotan.

Merekalah yang menolong Ipda Erwin ketika terkena musibah.

Meski mendapat sorotan dan pujian, Asgar adalah sosok yang rendah hati.

Ia sempat enggan diwawancara terkait pertolongan yang sempat ia berikan kepada Ipda Erwin.

Menurutnya, menolong sudah menjadi kewajiban bagi manusia.

Teman–temannya pun heran dengan keputusan Asgar.

Bagi Asgar menolong tak harus ada embel–embel.

Ditemui tak sengaja di Jalan Siliwangi, Asgar akhirnya mau menceritakan kronologi pemadaman api di tubuh Ipda Erwin.

"Saat kejadian unjukrasa saya ada di lokasi ikut menonton aksi demo, ketika kejadian mulai kisruh lalu ada polisi yang terbakar, aparat kepolisian tersebut langsung jatuh," ujar Asgar, Selasa (20/8/2019).

Asgar melihat ada batu, lalu batunya itu ia singkirkan dengan cara ditendang takut kena badan polisi yang guling–guling terbakar.

"Pas begitu saya mendengar polisi tersebut teriak, panas, panas, tolong, saya berinisiatif sendiri mematikan api, cari alat memadamkan kebetulan menemukan dus," kata Asgar.

Asgar bersyukur api sampai bisa padam lalu ia sempat melihat korban dan sudah hangus.

"Alhamdulilah bisa padam, saya melihat korban sangat mengerikan sekali, mau saya gendong saya khawatir kulitnya terkelupas terkena jaket kulit saya," katanya.

Ia lalu keluar kerumunan dan mencari mobil untuk mengangkut korban, pertama diminta begitu juga sopir angkot ketakutan, ternyata akhirnya ada yang mau.

"Saya berpikir api harus cepat padam tadinya mau sama jaket kulit tapi waktu tak akan cukup spontan saya langsung menyambar dus untuk memadamkan api," ujar Asgar.


0 Komentar

close