Waspadai Gempa Berskala Besar


MASYARAKAT di–minta tetap was–pada karena Indonesia masuk kategori rawan gempa bumi. Salah satu yang mengintai ialah potensi berulangnya gempa besar bermagnitudo 9,0 yang terjadi sekitar 400 tahun lalu di selatan Jawa.

"Gempa raksasa itu skalanya 9 atau lebih besar, dan itu pernah terjadi di selatan Jawa. Sudah dapat dipastikan akan terjadi lagi meski tidak tahu waktunya kapan," kata Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Eko Yulianto, kemarin.

Peringatan itu disampaikan pascagempa Banten dengan magnitudo 6,9 (sebelumnya disebut 7,4) pukul 19.03 WIB tadi malam. Saat terjadi gempa, BMKG langsung mengeluarkan peringatan dini tsunami. Namun, peringatan itu diakhiri pukul 21.35 WIB.

Eko mengatakan, sebagai negara rawan gempa yang masuk jalur Megathrust, kesigapan pemerintah mengeluarkan peringatan dini tsunami pascagempa sangat dibutuhkan. Peringatan dini tsunami perlu juga diikuti masyarakat yang mesti tetap tenang menghadapi gempa dan tsunami.

"Jadi memang perlu pela–tihan dalam menghadapi ancaman. Saat ini masih jarang dilakukan sehingga masyarakat, ketika dihadapkan pada situasi gempa seperti ini, sering panik dan itu justru bisa munculkan ancaman lain," tuturnya.

Eko menilai kesigapan pemerintah mengeluarkan peringatan dini tsunami pascagempa Banten dinilai efektif. "Pemerintah telah menjalan–kan SOP peringatan tsunami dengan baik. Masyarkat juga baik mengikuti sarat tersebut." tuturnya.

Di sisi lain, Presiden Joko Widodo mengaku juga merasakan gempa tersebut saat sedang berada di wilayah Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Jokowi menjelaskan ia terus memantau perkembangan situasi dan masih mendapatkan laporan secara berkala terkait perkembangan situasi.

"Saya sudah perintahkan juga kepada BNPB, TNI, Polri, dan Menteri Sosial untuk bertindak cepat apabila ada situasi yang memang harus kita bergerak," tutur Jokowi.

Warga berhamburan


Gempa Banten yang dirasakan hingga Yogyakarta itu mengakibatkan sejumlah warga berhamburan keluar dari rumah.

Sejumlah pasien rumah sakit di Banten juga turut keluar ruang perawatan untuk menghindari gempa susulan. Kejadian serupa juga terjadi di RSUD Depok.

Gempa ini juga mengakibatkan layanan moda raya terpadu (MRT) Jakarta terhenti selama 10 menit 43 detik akibat gempa. "Saat ini sudah beroperasi kembali secara normal," kata Corporate Secretary PT MRT Jakarta Muhammad Kamaludin, tadi malam.

Kendati begitu, PT MRT Jakarta tetap melakukan pemeriksaan untuk memastikan semua kondisi stasiun dan fasilitas MRT Jakarta dalam kondisi normal.

Data sementara yang dihimpun Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pukul 22.10 WIB, gempa Banten mengakibatkan 7 rumah rusak berat, 3 rusak sedang, dan 5 lainnya rusak ringan. Kerusakan terparah ada di Kabupaten Cianjur dan Bandung Barat, Jawa Barat.

"Data rumah rusak berat teridentifikasi di wilayah Kabupaten Cianjur dan Bandung Barat," ujar Plh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo.


0 Komentar

close