Kopi Ini Lahir dari Bekas Ladang Ganja


Siapa sangka, lahan bekas pemusnahan tanaman ganja di Aceh justru mampu menghasilkan kopi berkualitas. Kontur tanah dan udara yang bagus membuat kopi tumbuh subur di lahan itu.

Ide menyulap lahan yang dulunya ditanami ganja ini datang dari Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas). Berbekal ilmu dari Kolombia, ia kemudian mengubah ladang ganja menjadi kebun kopi.

Buwas mengungkapkan, semua berawal ketika ia masih aktif menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Saat itu, ia diminta bertugas untuk melakukan pemusnahan ladang ganja di Aceh.

Bagi Buwas, menghadapi petani tak semudah membasmi para bandar ganja. Ia tak mungkin memperlakukan petani sama seperti para bandar ganja.

“Begitu berhadapan dengan petani ganja di Aceh, saya nyerah, karena tak mungkin sama memperlakukan petani dengan bandar, ini urusan perut,” ungkap Buwas saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (19/2).

Namun, suka atau tidak, ladang ganja harus dimusnahkan. Saat itu ia ingat dengan Kolombia, dan ladang bekas ganja beralih fungsi untuk ditanami kopi.

Program yang digagas Kementerian BUMN tersebut ternyata berhasil. Namun, masalah muncul karena Buwas sudah menjelang masa pensiun. Nasib para petani dan tanaman kopi tersebut kemudian dipertanyakan.

Spontan, Buwas langsung menyanggupi bertanggung jawab penuh terhadap hasil produksi kopi di bekas ladang ganja tersebut. Bahkan, Buwas mulai menekuni industri kopi.

“Untuk isi masa pensiun, saya belajar kopi, otodidak, termasuk ke Eropa. Setelah mengikuti semua, ternyata berhasil membuat kopi yang benar dan baik,” lanjut Buwas.

Sejak saat itu, lahir Jenderal Kopi Nusantara. Kata Jenderal ia ambil karena Buwas merupakan polisi aktif berpangkat Jenderal bintang tiga.

"Kata jenderal itu bisa diartikan jenderal dalam institusi kepolisian, bisa juga jenderal umum," kata Buwas.

Sementara nama Nusantara, ia sematkan pada merek kopinya untuk menggambarkan Indonesia. Jenderal Kopi hanya memproduksi kopi nusantara dengan biji kopi yang berasal dari Sabang hingga Merauke.

Sebelum kedai pertama yang resmi berdiri di Kantor Bulog, Jakarta Selatan, Jenderal Kopi Nusantara sudah mengekspor produknya ke beberapa negara di dunia. Jenderal Kopi sudah dipasarkan ke Hungaria, Belanda, Paris, Spanyol, Meksiko, dan Jerman.

“Saya semangat karena ingin menghilangkan tanaman ganja di Aceh. Tanah yang kosong, biasa ditanami ganja, ini ditanami kopi. Hasilnya bagus–bagus,” tutup Buwas.

0 Komentar

close