Survei: Masyarakat Riau Paling Patuh Protokol Kesehatan

Masyarakat Riau disebut selalu patuh menerapkan protokol kesehatan selama pandemi Covid–19. Memakai masker, menjaga jarak hingga cuci tangan merupakan hal tak terlupakan, sehingga Bumi Lancang Kuning menjadi daerah nomor urut enam terendah sebaran Virus Corona (142 kasus).


Data 19 Juni 2020, Aceh merupakan daerah paling rendah sebaran Covid–19 (38), kemudian menyusul Sulawesi Barat (104), Bengkulu (107), Nusa Tenggara Timur (108) dan Jambi (112). Namun untuk tingkat kesembuhan, Riau merupakan paling tinggi.

Kepatuhan masyarakat Riau ini berdasarkan hasil Lembaga Survei Perkumpulan untuk Transparansi dan Akuntabilitas Publik (Putap). Dari 800 responden, Putap merilis 100 persen responden mematuhi protokol kesehatan saat beraktifivitas di luar rumah.

"Warga menggunakan masker 86 persen, jaga jarak 9 persen serta cuci tangan 5 persen, serta tidak sama sekali 0 persen," jelas peneliti Putap Riau, Tito Handoko, Jumat petang, 19 Juni 2020.

Tito menjelaskan, survei diikuti 800 responden di 12 kabupaten dan kota di Riau. Kegiatan ini dilakukan selama 10 hari, mulai dari 1 hingga 10 Juni 2020, memakai metode Google Doc dan Google Form dengan tingkat kepercayaan 97 persen.

"Hari ini kalau ada lembaga mengklaim sudah survei door to door, patut dipertanyakan bagaimana caranya, apakah itu melanggar protokol kesehatan atau tidak. Kami memakai teknologi informasi untuk menghindari kontak langsung," kata Tito.

Tito menjelaskan, kepatuhan tak bisa dilepaskan dari pendisiplinan yang dilakukan Polda Riau, Satpol PP, TNI, Dinas Perhubungan serta pihak lainnya selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di enam kabupaten dan kota.

Keenam kabupaten dan kota memberlakukan PSBB tersebut antara lain, Kota Pekanbaru, Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis, Pelalawan, Kampar dan Siak.

Tito menerangkan, responden sangat puas dengan kinerja pemerintah daerah yang berkolaborasi dengan Polri dan TNI dalam menangani Covid–19 di Riau. Hasil survei, 46,8 persen responden menyatakan sangat puas, 41,1 persen puas dan 12,1 persen biasa saja.

"Saat ditanyakan ke responden, lembaga mana paling berpengaruh dalam partisipasi publik terhadap penanganan Covid–19 di Riau, mereka menjatuhkan pilihan ke Polri sebanyak 78,2 persen," terang Tito.

Selanjutnya, sambung Tito, disusul Pemerintah Kota dan Kabupaten 6,6 persen, Pemerintah Provinsi Riau 6,1 persen, Ormas 21 persen, TNI 1,6 persen serta dan lain–lain 5,5 persen.

"Ini memberikan pandangan Polri berhasil mendisiplinkan masyarakat selama PSBB sehingga menekan angka penyebaran, begitu juga rasa aman," jelas dosen FISIP Universitas Riau ini.

Tito menerangkan, responden memilih kepolisian karena lembaga ini paling aktif menerapkan kebijakan pemerintah soal pencegahan, termasuk turun ke desa–desa dan pasar.

"Kemudian, responden cenderung tidak puas dengan pemerintah karena tidak optimal menyalurkan bantuan kepada masyarakat terdampak Covid–19," kata Tito.

Hasil survei juga menunjukkan, sektor perekonomian menjadi sektor paling berdampak akibat Covid–19 dengan persentase 77,2 persen, diikuti pendidikan 21 persen dan agama 1,8 persen.

Survei ini, tegas Tito, diharapkan bisa menjadi landasan pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, mendorong partisipasi masyarakat dalam Covid–19, dan membuat pemerintah lebih bergerak inovatif.

Tito menyatakan, Putap adalah bentuk tanggungawab para peneliti muda dan akademisi di Riau untuk tetap melakukan riset di tengah pandemi Covid–19. Metode terbaru digunakan sesuai dengan kondisi.

"Pandemi Covid–19 sudah membawa kita pada fase perubahan pola hidup dari biasanya. Kita terbiasa bebas bercengkrama, sekarang semua serba dibatasi, atas dasar ini makanya bergerak melakukan penelitian ini," jelasnya.

Pekan lalu, Sabtu pagi, 13 Juni 2020, Kapolri Jenderal Pol Idham Aziz dan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto berkunjung ke Pekanbaru. Keduana mengapresiasi keberhasilan Riau dalam penanganan Covid–19.

"Agar dipertahankan penyebaran sangat minim di Pekanbaru Riau," pinta Panglima TNI usai meninjau Pasar Senapelan (Pasar Kodim).

"Saya lihat masyarakat semuanya sudah mematuhi protokol kesehatan. Mudah–mudahan pakai masker bukan karena kita datang ke sini. Angka R–nya di bawah 0.3," ungkap Panglima.

0 Komentar

close