Asosiasi Guru Sejarah Indonesia Tuntut Mendikbud Jadikan Sejarah Mapel Wajib

Polemik adanya penghapusan mata pelajaran sejarah oleh pemerintah melalui Kemendikbud membuat para guru sejarah, yang tergabung dalam Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) gusar. Mereka kecewa jika hal itu betul dilakukan, sebab keberadaan mata pelajaran sejarah sangat penting dalam membentuk karakter generasi penerus bangsa. 

Wakil Ketua Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Jawa Tengah, Hendro Martono mengatakan, pelajaran sejarah terlalu mahal jika akan dikorbankan. Meski Mendikbud Nadiem Makarim telah membantah hal itu namun para guru merasa ada hal yang harus dikritisi dan diluruskan. Ia paham jika Nadiem telah menetapkan program pelajar Pancasila, namun bukan berarti harus menanggalkan mata pelajaran sejarah, sebab dari sini bisa dibangkitkan jiwa Pancasilanya. 

"Kami kecewa dan mengkritisi jika mata pelajaran sejarah mau dihapuskan sebab terlalu mahal jika jika mapel sejarah harus dikorbankan. Meski ada program pelajar Pancasila tapi kalau caranya seperti itu salah kaprah. Lalu dengan mata pelajaran sejarah hanya dijadikan pilihan di SMA dan malah dihapus di SMK, maka kami dari Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) menuntut konsep itu ditinjau lagi, kembalikan ke porsi wajib,"katanya Senin (21/9/2020).

Menurut Hendro yang juga guru SMK di Temanggung ini, jika pemerintah ingin membentuk pelajar Pancasila mata pelajaran sejarah malah bisa menjadi salah satu pondasinya. Karena dari pelajaran sejarah bisa memperkuat nilai–nilai Pancasila. Pada mapel sejarah banyak materi terkait nilai–nilai nasionalisme yang bisa ditanamkan kepada para pelajar. 

"Saat ini di AGSI atau diinternal kami sudah banyak yang didiskusikan, baik di daerah maupun di pusat sudah saling berkoordinasi menyikapi persoalan ini. Apalagi dalam draft penyederhanaan kurikulum posisi mata pelajaran sejarah untuk jenjang SMA bergerser dari semula kelompok wajib menjadi pilihan, dan kami menyoroti hilangnya mapel sejarah di SMK,"katanya.

Presiden AGSI Sumardiansyah Perdana Kusuma melalui akun Youtube juga menegaskan bahwa sesuatu yang tidak tepat harus dikritisi yang keliru harus diluruskan. Ia meminta agar sejarah tetap menjadi mata pelajaran kelompok wajib yang diberikan untuk seluruh anak bangsa tanpa terkecuali. Ke depan mapel sejarah tidak hanya dalam bentuk pilihan semata sebab implikasinya siswa bisa belajar sejarah atau bisa saja tidak belajar sejarah.

"Sejarah adalah sebuah keharusan bukan sebuah pilihan. Mas Menteri yang saya hormati, kita juga sepakat bahwasanya lulusan SMK bukan hanya sebatas memenuhi kebutuhan dunia kerja, namun bagaimana memiliki karakter kuat, memiliki nilai–nilai falsafah dalam kehidupan dan bagaimana dia menjadi manusia yang berbudaya. Kita tidak ingin lulusan SMK hanya menjadi robot–robot pemuas kebutuhan industri bagi para kaum kapitalis, maka kita ingin mapel sejarah dikembalikan posisinya di jenjang SMK,"tegasnya. source

0 Komentar

close