Bahrain–UEA–Israel Damai, Palestina Sebut Arab Berkabung

Perdana Menteri (PM) Palestina, Mohammad Shtayyeh, pada Senin (14/9) mengatakan bahwa normalisasi hubungan diplomatik antara Israel dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain di Gedung Putih, Washington D.C., Amerika Serikat, akan menjadi hari berkabung bagi dunia Arab.

"Kita akan menyaksikan hari berkabung dalam sejarah dunia Arab, kekalahan lembaga Liga Arab, yang tidak bersatu tapi terpecah," ujarnya pada pertemuan mingguan kabinet Palestina, seperti dilansir AFP, Selasa (15/9).

"Ini akan menjadi tanggal lain untuk menambah kalender penderitaan Palestina," lanjutnya. Dia pun menambahkan PA harus memperbaiki hubungan dengan Liga Arab.

Pemerintah Palestina yang berbasis di Tepi Barat dan gerakan Hamas yang memerintah Jalur Gaza juga telah mengutuk kesepakatan tersebut. Mereka menyatakan kesepakatan itu sebagai "tikaman dari belakang oleh saudara sendiri".

Palestina telah mengajak aksi protes bertepatan dengan upacara penandatanganan yang berlangsung di ibu kota AS itu, dan mendesak negara–negara Arab lainnya untuk tidak ambil bagian dalam perayaan.

Di pihak Israel, mantan Kepala Badan Intelijen Mossad, Efraim Halevy, menyatakan dalam forum virtual dengan wartawan lokal bahwa penandatanganan itu bukanlah kesepakatan damai.

"Ini bukan perdamaian untuk perdamaian, melainkan kepentingan untuk kepentingan," ucapnya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan perwakilan Uni Emirat Arab dan Bahrain akan meneken kesepakatan itu pada hari ini.

Kesepakatan normalisasi hubungan antara Israel dengan Uni Emirat Arab (UEA) serta Bahrain membuat peta politik di Timur Tengah perlahan berubah. Setelah sekian lama negara–negara Arab bersikap bermusuhan dengan Israel, kini perlahan mereka merangkul Negeri Zionis itu.

Bahrain dan UEA secara terbuka sepakat menjalin hubungan diplomatik lewat perjanjian yang ditengahi Amerika Serikat pada Agustus lalu.

Normalisasi hubungan antara negara–negara Arab dengan Israel dinilai sebagai peristiwa bersejarah, karena selama ini negara–negara Timur Tengah yang tergabung dalam Liga Arab menolak hubungan diplomatik dengan Israel demi membela Palestina.

Merujuk pada sikap UEA dan Bahrain diprediksi akan ada lebih banyak lagi negara Arab yang mengikuti jejak mereka. source

0 Komentar

close