Doni Monardo: Saya Ditugaskan Presiden Bantu Tangani Corona di Aceh

Penanganan virus corona yang semakin meningkat di Aceh, mendapat bantuan dari pemerintah pusat. Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID–19 Nasional, Doni Monardo, menyebutkan, pihaknya siap memperkuat dan memprioritaskan Aceh dalam penanganan COVID–19.

Pihaknya akan membantu sejumlah kebutuhan yang diperlukan Aceh dalam menanggulangi penyebaran COVID–19. "Presiden menugaskan saya untuk membantu Aceh, " kata Doni Monardo dalam Rapat koordinasi Penanganan COVID–19 dan pemberian bantuan di Gedung Serbaguna Kantor Gubernur Aceh, Sabtu (26/9).

Doni mengatakan, pihaknya akan membantu penambahan tiga laboratorium tes RT PCR untuk Aceh, guna memudahkan proses tracking dan tracing. Ketiga laboratorium tersebut, akan dibangun di tiga lokasi sesuai dengan zonasi wilayah Aceh. 

Selain penambahan laboratorium, Doni juga menegaskan pihaknya juga akan mendukung pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, agar lebih siap dalam menangani pasien COVID–19. Untuk itu, pihaknya akan membantu peralatan medis dan juga penambahan ruangan ICU. 

Berkaitan dengan kebutuhan ruang isolasi, Doni meminta agar Pemerintah Aceh menyiapkan hotel di setiap daerah sebagai tempat isolasi pasien Orang Tanpa Gejala Seluruh biaya sewa hotel diajukan kepada pemerintah pusat. "Pilih tempat yang betul–betul membuat orang gembira dan nyaman. Kalau tidak nyaman nantinya akan mengganggu psikologisnya. Senang dan gembira merupakan bagian dari obat," kata Doni. 

Untuk para dokter dan tenaga kesehatan, Doni juga meminta agar orang–orang di garda terdepan dalam melawan COVID–19 itu disediakan tempat dan fasilitas yang bagus. Agar mereka terlindungi dan dapat bekerja maksimal. "Dokter dan perawat perlu juga kita sediakan asupan makanan bergizi dan vitamin," tegasnya. 

Terkait kebutuhan masker, kata Doni, pihaknya akan menyediakan mesin jahit untuk Aceh, agar masker dapat diproduksi langsung oleh para pengrajin di Aceh. Selain itu, jumlah masker juga dapat diproduksi langsung sesuai dengan kebutuhan. 

Untuk itu, Doni meminta Plt Gubernur untuk mengindentifikasikan jumlah mesin jahit yang dibutuhkan oleh tiap kabupaten/kota di Aceh. Begitupun dengan bahan masker, nantinya akan disediakan oleh Satgas pusat sesuai dengan standar dan kualitas yang dapat digunakan untuk menjaring virus.

"Untuk jangka pendek kami juga akan memberikan bantuan masker. Namun untuk jangka panjangnya kami akan mengirim mesin agar bisa diproduksi berkelanjutan," ujar Doni. 

Penanganan Corona di Aceh

Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, menyampaikan laporan terkait perkembangan penanganan corona di Aceh. Nova mengatakan, saat ini RSUDZA memiliki 149 tempat tidur untuk penanganan pasien COVID–19, rinciannya, 6 tempat tidur di ruang RICU, 73 tempat tidur di ruang PINERE, dan 77 tempat tidur tambahan di ruang lainnya yang telah disediakan untuk pasien. Nantinya fasilitas tersebut akan dikembangkan menjadi 24 tempat tidur untuk RICU, 18 tempat tidur HCU dan 107 tempat tidur untuk ruangan isolasi biasa. 

"Idealnya, menurut hemat kami rumah sakit seperti RSUDZA harus memiliki kamar rawat kasus berat dan kritis sebanyak 225 tempat tidur. Oleh karena itu, kami mohon bantuan BNPB untuk keperluan Rumah Sakit Lapangan yang dikelola terpisah dari RSUDZA melalui rekan–rekan Forkopimda, " kata Nova. 

Selain melaporkan situasi terkini rumah sakit rujukan Provinsi Aceh itu, Nova juga menyampaikan kondisi rumah sakit di kabupaten/kota dalam penanganan COVID–19. Nova mengatakan, total ruang isolasi di rumah sakit kabupaten/kota saat ini masih belum mencukupi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. 

Selanjutnya, Nova juga menyampaikan kebutuhan ruang isolasi untuk pasien OTG. Ia mengatakan, setidaknya ada 1.628 ruang isolasi tambahan yang perlu disediakan di seluruh daerah di Aceh. 

"Kami sudah menghitung dengan asumsi dan prakiraan jumlah tes PCR swab per bulan sebanyak 32.888 orang, dengan tingkat positif 11 persen maka kasus positif bisa berjumlah hingga 3.260. Dari jumlah ini, OTG atau bergejala ringan diperkirakan 90 persen atau sekitar 2.934 orang per bulan. Untuk itu dibutuhkan 1.628 ruang isolasi tapi yang tersedia 759 kamar, sehingga masih kekurangan 869 kamar," ujar Nova. 

Nova mengatakan, ruang isolasi OTG merupakan hal yang amat dibutuhkan Aceh, sebab dalam waktu dekat Pemerintah Aceh akan melaksanakan tracking dan tracing untuk memenuhi standar WHO. Dimana pemerintah harus mengambil tindakan khusus untuk menemukan, mengisolasi, menguji, merawat, melacak dan mengkarantina mereka yang pernah kontak dengan pasien positif. 

Dalam kesempatan itu, Nova juga mengusulkan, agar Satgas Penanganan COVID–19 Pusat dapat memberikan penambahan bantuan Masker dan membangunan Rumah Sakit Lapangan sesuai dengan kebutuhan Aceh saat ini. "Tentu penanganan pandemi ini membutuhkan komitmen, kerja keras dan kolaborasi seluruh pihak terkait," ujar Nova. 

Rapat penanganan COVID–19 tersebut turut diikuti langsung oleh Pangdam Iskandar Muda, Hassanudin; Kapolda Aceh, Wahyu Widada; Sekretaris Daerah, Taqwallah; Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati; serta para Asisten Sekda Aceh dan Kepala SKPA. Rapat juga dihadiri oleh Satgas Penanganan COVID–19 kabupaten/kota seluruh Aceh. source

0 Komentar

close