Doni Monardo: Demo Berisiko Besar Tularkan COVID–19

Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Doni Monardo prihatin dengan aksi unjuk rasa penolakan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja di berbagai daerah yang berujung ricuh. Dia mengingatkan, peserta demo berisiko besar terpapar COVID-19 karena berkerumun. 

"Jadi, kami ikut prihatin ya dalam beberapa hari terakhir sangat banyak demo di sejumlah provinsi. Walaupun juga tidak sedikit daerah yang tidak melakukan aktivitas demo," kata Doni dalam diskusi secara daring, Jumat, 9 Oktober 2020.

Doni menjelaskan, dalam kondisi pandemi, seharusnya masyarakat mematuhi protokol kesehatan COVID-19. Protokol ini dengan menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan.

Namun, dalam kegiatan pengumpulan massa seperti demonstrasi, banyak terlihat masih banyak yang tidak taat protokol kesehatan. Apalagi ketika saat banyak ada kerumunan. 

"Kalau kegiatan yang sifatnya mengumpulkan massa apalagi dalam jumlah banyak itu tentunya menimbulkan risiko yang besar karena bisa saja di antara masyarakat yang berkumpul itu ada yang positif COVID-19. Dan, bisa jadi ketika nanti terjadi hubungan yang sangat dekat akibatnya yang lain bisa terpapar COVID-19," ujarnya.

Menurut Doni yang juga merupakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu, sangat berbahaya saat demonstran pulang ke rumah. Potensi ini riskan bertemu dengan kelompok rentan atau komorbid. Pasalnya, orang yang memiliki penyakit bawaan lebih berisiko jika terpapar COVID-19.

"Risikonya sangat besar bagi keluarga yang punya komorbid atau mereka yang sudah lansia karena angka kematian bagi komorbid dan lansia sangat besar,” ujarnya.

Diketahui, dari keterangan polisi ada pendemo yang dinyatakan positif COVID-19 setelah dilakukan swab test. Maka itu, penting untuk menerapkan protokol kesehatan di tengah kasus COVID-19 masih tinggi. 

Jangan lupa lakukan 3M: memakai masker, menjaga jarak dan hindari kerumunan, serta mencuci tangan. source

0 Komentar

close