Batal Hadir, Istana Pastikan Gatot Nurmantyo Tak Dapat Bintang Mahaputera

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dipastikan tidak mendapat tanda jasa Bintang Mahaputera. Pasalnya, Gatot tidak hadir di Istana Negara, Jakarta, Rabu (11/10/2020).

Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono mengatakan, tanda jasa yang seharusnya diberikan ke Gatot kemungkinan akan dikembalikan lagi ke negara.

"Tidak (dapat). Jadi kalau enggak hadir ya mungkin tanda jasaya diserahkan ke negara lagi," ujar Heru di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Heru mengatakan, ketidakhadiran Gatot disampaikan melalui surat kepada Presiden Jokowi. Detail isi surat Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu akan disampaikan oleh Menko Polhukam Mahfud MD.

Gatot sempat menjadi sorotan setelah menjadi Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Dia kerap mengkritik pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Pria yang lahir di Tegal, Jawa Tengah tanggal 13 Maret 1960 itu memulai karier militernya setelah lulus dari Akademi Militer (Akmil) Magelang lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1982 dan berpengalaman di kecabangan infanteri baret hijau Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

Kariernya cukup cemerlang, bermula dinasnya sebagai Danton MO 81 Kiban Yonif 315 Dam III/Slw, sempat berpindah menjadi Danpi Senapan B Batalyon Infanteri 320/Badak Putih dan Danpi Senapan C Batalyon Infanteri 310/Kidang Kancana Dam III/Slw.

Selama beberapa tahun berkarier di stuktur Kodam III/Slw, Gatot dikirim ke Bumi Cenderawasih sebagai Komandan Kodim. Antara lain Dandim 1707/Merauke, kemudian Dandim 1701/Jayapura.

Setelah pindah ke Jakarta, kariernya semakin menanjak. Di tahun 2008 sampai 2009 dia pernah menjadi Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Kodiklat).

Setelahnya menjabat sebagai Kodiklat, dia ditugaskan sebagai Gubermur Akmil selama kurang lebih satu tahun. Setelah di Magelang, dia bergseser ke Surabaya menjadi Panglima Komando Daerah Militer V/Brawijaya,

Nampaknya, jabatan Kodiklat menjadi makanan empuk bagi Gatot. Di tahun 2011 dirinya ditarik kembali menjabati jabatan tersebut selama kurang lebih dua tahun sebelumnya akhirnya menjadi Panglima Kostrad ke-35 menggantikan Letjen TNI Munir.

Hanya butuh waktu satu tahun bagi Gatot untuk mendapatkan pucuk pimpinan tertinggi TNI AD. Tahun 2014, dia menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal TNI Budiman.

Di tengah masa tugasnya sebagai KSAD, Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) yang tengah mengubah kabinetnya mencalonkan nama Gatot Nurmantyo sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke-16. Gatot disiapkan menjadi pengganti Jenderal TNI Moeldoko yang pensiun dari dinas ketentaraannya.

Pada tanggal 8 Juli 2015, Presiden Jokowi melantik Jenderal Gatot Nurmantyo menjadi Panglima TNI. Dua tahun menjadi Panglima TNI, pada akhirnya, posisi Gatot digantikan oleh Marsekal Hadi Tjahjanto yang saat itu menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU).

Gatot Nurmantyo resmi pensiun pada 31 Maret 2018. Dia pun tercatat menjadi prajurit TNI selama 36 tahun, sejak 1982. source

0 Komentar

close