Laskar FPI Jaga Ketat Gang Rumah Rizieq Saat Penyemprotan Disinfektan, Petugas Dilarang Masuk

Sejumlah anggota laskar FPI menjaga ketat gang rumah Habib Rizieq Syihab (HRS) di Petamburan, Jakarta Pusat, ketika petugas hendak menyemprotkan disinfektan. Ada apa gerangan sehingga laskar menghalangi penyemprotan disinfektan?

Gang rumah Habib Rizieq dijaga laskar FPI saat disemprot disinfektan. (Dok detikcom)

Epidemiolog Universitas Griffith, Dicky Budiman, mengatakan hal tersebut bisa saja merupakan bentuk kesalahpahaman antara pihak FPI dan petugas.

Baca Juga: TNI: Tak Ada Perintah Turunkan Baliho Rizieq, tapi Panglima TNI Mendukung

"Penolakan atau kesan menghalangi ini bisa terjadi kesalahpahaman antara kedua belah pihak ini, tentunya dan saya lihat sudah difasilitasi lakukan upaya persuasif, apalagi di kasus umum di masyarakat ini akibat COVID kan kan sudah menjadi suatu penyakit dengan stigma yang kuat, stigma ini negatif, COVID penyakit yang buruk, menakutkan, dan segala macam," ujar Dicky saat dihubungi, Selasa (24/11/2020).

Dicky mengatakan hal itu menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah agar mampu memberikan edukasi. Jadi, tujuan penyemprotan disinfektan dan tes swab sebagai upaya mencegah penularan COVID-19 dapat dipahami oleh masyarakat.

Baca Juga: Satu Keluarga Curi Kotak Amal Terekam CCTV, Pelaku Berhasil Ditangkap

"Ini ada PR besar ini memberi pemahaman pada banyak kalangan, termasuk kelompok-kelompok keagamaan yang belum menerima utuh informasi apa itu COVID dan sebagainya. Peranan-peranan termasuk tujuan-tujuan penyemportan, pemeriksaan, semua masih PR bersama, sehingga (masyarakat) mendapat pengetahuan yang utuh, sehingga tidak ada kesalahpahaman karena yang akan rugi adalah yang bersangkutan dan juga masyarakat," ucapnya.

"Ketika ada sekelompok orang akhirnya tidak mengikuti regulasi, ini tentu jadi PR dan saya kira yang saat ini terjadi sudah mulai agak tercerahkan saat ini dengan (HRS) melakukan pemeriksaan secara mandiri, ya tidak apa-apa, Pak Wagub juga saya lihat kemarin sudah menyatakan 'ya silakan mau difasilitasi pemerintah atau mandiri', namun yang perlu dipastikan penyampaian hasilnya yang menjadi sistem pelaporan pengendalian di Jakarta atau di daerah tersebut," sambungnya.

Selain pemerintah, kata Dicky, perlu ada keteladanan dari tokoh masyarakat atau agama memberikan contoh. Jadi masyarakat dapat mengikutinya dengan baik.

"Perlu ada keteladanan dari pejabat publik, tokoh masyarakat, tokoh agama, semuanya sehingga masyarakat melihat bahwa apa yang disampaikan, apa yang diregulasikan juga seiya sekata dengan perbuatan, atau seiya sekata dengan yang dicontohkan. Jadi memerlukan waktu membangun trust dari masyarakat ini, perlu waktu," imbuh Dicky.

Seperti diketahui, warga sempat menghadang petugas yang hendak menyemprotkan disinfektan di kawasan Petamburan III, Jakarta Pusat, pada Minggu (22/11). Setelah berbincang dengan warga, petugas segera melaksanakan kegiatan sterilisasi di kawasan ini.

Ketika mobil bergerak melewati kediaman Habib Rizieq, tampak puluhan anggota Laskar Pembela Islam (LPI) berjaga di depan Gang Paksi. LPI tidak memperkenankan petugas memasuki area ini.

Akhirnya, petugas pun memutuskan melanjutkan giat penyemprotan hingga ujung Jalan Petamburan III. Tampak pula enam petugas membawa alat penyemprot disinfektan portabel menyusuri area depan rumah warga.

Kejadian serupa kembali terjadi pada Senin (23/11). Polisi kembali melakukan penyemprotan disinfektan di wilayah Petamburan, Jakarta Pusat. Gang menuju rumah Habib Rizieq Syihab (HRS) yang masih dijaga laskar FPI dilewati.

Di ujung gang, terdapat sejumlah anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) yang berjaga. Mereka berseragam putih. Di belakang laskar FPI, ada sejumlah warga yang turut berjaga. source

0 Komentar

close