Macron Klarifikasi di Twitter Pakai Bahasa Arab, MUI Tuntut Minta Maaf

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan klarifikasi terkait pernyataannya yang melukai umat Muslim dunia di akun resmi Twitternya menggunakan bahasa Arab. Namun, Majelis Ulama Indonesia (MUI) tetap menuntut Macron mencabut ucapannya dan meminta maaf.

"Sikap dan tindakannya mencerminkan kebencian dan permusuhan. Untuk itu kita minta dia mencabut ucapannya dan meminta maaf kepada umat Islam," kata Sekjen MUI Anwar Abbas, kepada wartawan, Minggu (1/11/2020).

Anwar menilai Macron sebagai kepala negara harusnya tahu bahwa menghina dan merendahkan itu sifat tercela dan akan menjadi biang dari kekacauan. Tapi, kata dia, Macron mentolerir dan mendukung itu.

"Jadi Macron sudah menampakkan dirinya sebagai seorang sekuler fundamentalis dan radikalis, serta sudah membuat dirinya menjadi orang yang menebar teror dan permusuhan di dunia," ujar Anwar.

Dihubungi terpisah, Wasekjen MUI Misbahul Ulum menyebut klarifikasi dari Macron dengan menggunakan bahasa Arab di akun Twitternya itu tidak menyelesaikan masalah. Dia menegaskan kebebasan berekspresi itu ada batasnya.

"Sedangkan bagi Macron kebebasan tersebut tidak ada batasnya. Walaupun pada isu-isu tertentu dia tidak mau juga terusik walaupun atas nama kebebasan berekspresi, seperti kemarahan Macron kepada Presiden Brazil saat menghina isterinya," tegasnya.

Dia menyebut dalam klarifikasi bahasa Arab dari Macron itu hanya menyatakan sikapnya membela kebebasan yang dianut di Prancis. Menurutnya, Macron tidak ada klarifikasi dan permintaan maaf terkait dengan pernyataannya bahwa Islam itu agama dalam keadaan krisis.

"Dia juga terkesan mendukung beberapa kantor pemerintahan menampilkan karikatur Nabi Muhammad SAW. Kebebasan berekspresi harus dijalankan dengan menghormati orang lain dan dengan perhatian untuk tidak melukai dengan cara yang sewenang-wenang atau tidak perlu," katanya.

Seperti diketahui, Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan klarifikasi terkait pernyataannya yang melukai umat Muslim dunia. Menariknya, Macron melakukan klarifikasi di akun resmi Twitternya menggunakan bahasa Arab.

Ada enam cuitan yang dibuat Macron. Dilihat pada Minggu, (1/11), Macron memulai klarifikasinya dengan menyebut kalau negaranya tidak memiliki masalah dengan agama apa pun.

"Bertentangan dengan apa yang saya dengar dan lihat di media sosial akhir-akhir ini, negara kita tidak memiliki masalah dengan agama apapun. Semua agama ini dipraktikkan dengan bebas di negerinya. Tidak ada stigma: Prancis berkomitmen untuk perdamaian dan hidup bersama," cuit Macron.

Setelahnya dia menekankan tidak membenarkan segala macam bentuk kekerasan. Macron menyebut dalam misinya, Prancis melindungi kebebasan dan hak warganya.

"Saya melihat banyak kebohongan, dan saya ingin mengklarifikasi yang berikut: Apa yang kami lakukan sekarang di Prancis adalah memerangi terorisme yang dilakukan atas nama Islam, bukan Islam itu sendiri. Terorisme ini telah merenggut nyawa lebih dari 300 warga kita," kata Macron.

"Mereka menyebut saya bahwa saya 'mendukung kartun yang menghina Nabi'. Saya mendukung kemampuan menulis, berpikir, dan menggambar dengan bebas di negara saya, ini adalah hak dan kebebasan kami. Saya menyadari ini bisa mengejutkan dan saya menghormatinya, tetapi kita harus membicarakannya," tambahnya.

Macron sebelumnya juga mengatakan menghormati muslim yang terkejut atas kartun Nabi Muhammad SAW. Namun, Macron mengatakan tak ada alasan untuk kekerasan setelah penyerangan di gereja Prancis yang menewaskan 3 orang pekan ini. source

0 Komentar

close