Terjadi Ledakan Bom di Pemakaman Non-Muslim di Jeddah

Ledakan bom terjadi saat upacara peringatan akhir Perang Dunia I di pemakaman non muslim di kota Jeddah, Arab Saudi , Rabu (11/11) pagi waktu setempat. Beberapa orang dikabarkan terluka.

Pemakaman Nonmuslim Khawajaat di Jeddah. ©Al Arabiya

Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan, beberapa perwakilan negara Eropa menghadiri upacara peringatan tersebut termasuk dari Prancis. 

"Upacara tahunan untuk memperingati berakhirnya Perang Dunia I di pemakaman non-Muslim di Jeddah, dihadiri oleh beberapa konsulat, termasuk dari Prancis, menjadi sasaran serangan IED (alat peledak improvisasi) pagi ini, yang melukai beberapa orang," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Prancis dikutip laman Aljazirah, Rabu.

Prancis mengutuk keras serangan pengecut yang tidak bisa dibenarkan ini. Ledakan itu juga dikonfirmasi oleh seorang pejabat dari Yunani yang menolak disebutkan namanya.

"Ada semacam ledakan di pemakaman non-Muslim di Jeddah. Ada empat orang terluka ringan, di antaranya satu orang Yunani," kata pejabat itu tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Prancis telah mendesak warganya di kerajaan untuk waspada secara maksimal di tengah ketegangan yang meningkat setelah seorang penyerang memenggal kepala seorang guru sekolah menengah Prancis yang menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelas. "Secara khusus, lakukan kebijaksanaan dan jauhi semua pertemuan dan berhati-hatilah saat bergerak," kata pernyataan kementerian luar negeri Prancis, yang diedarkan kepada penduduk Prancis di Jeddah.

Pejabat Saudi hingga berita ini dimuat di laman Aljazirah, belum mengomentari serangan itu dan media pemerintah Saudi tidak melaporkannya. Raja Salman juga dijadwalkan untuk menyampaikan pidato tahunan kepada negara pada Rabu, memaparkan prioritas kebijakan untuk tahun mendatang.

Ledakan Rabu terjadi ketika Presiden Prancis Emmanuel Macron juga menghadiri upacara peringatan Perang Dunia I di Paris. Beberapa negara memperingati 102 tahun gencatan senjata yang ditandatangani Jerman dan negara-negara Sekutu untuk mengakhiri perang 1914-1918.

Macron dengan gigih membela hak untuk menerbitkan kartun yang dipandang sangat menyinggung Muslim, termasuk karikatur Nabi Muhammad yang dicetak oleh majalah satir Charlie Hebdo. Sikap Macron membuat marah banyak Muslim, memicu protes marah di beberapa negara dan kampanye untuk memboikot produk Prancis.

Bulan lalu, seorang warga Saudi dengan pisau melukai seorang penjaga di konsulat Prancis di Jeddah pada hari yang sama ketika seorang pria bersenjatakan pisau membunuh tiga orang di sebuah gereja di Nice di Prancis selatan. Arab Saudi, rumah bagi situs-situs paling suci Islam telah mengkritik kartun tersebut tetapi dengan keras mengutuk serangan bulan lalu di Nice. source

0 Komentar

close