Buru Ali Kalora, TNI-Polri Kerahkan Tim Terbaik Dilengkapi Alat Drone Pengintai

Teror pembunuhan satu keluarga di Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu mendapat atensi dari Kepolisian RI dan TNI. Kini dalam upaya menemukan keberadaan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) sebagai pelaku teror, TNI-Polri akan bekerja maksimal.

Ilustrasi pasukan khusus Kostrad dan Marinir (dok/pinterest)

Dalam misi mencari kelompok teroris yang menmakan diri Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora itu, TNI-Polri akan menurunkan pasukan terbaik dari Bareskrim.

Tim pencari tersebut juga akan dibantu dengan teknologi drone guna mempermudah dalam melacak keberadaan Ali Kalora dan kelompoknya.

Polri akan mengupayakan semaksimal mungkin perburuan kelompok teror itu bisa diselesaikan dalam waktu yang singkat. TNI-Polri memberi atensi khusus atas kasus yang menewaskan 10 jiwa itu.

Bahkan Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis secara khusus memerintahkan Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Abdul Rakhman Baso agar segera berkantor di Poso.

Dilansir Warta Lombok.com dari Zona Jakarta melalui artikel "All Out, TNI-Polri Kerahkan Drone Hingga Tim Terbaik Bareskrim untuk Bekuk Ali Kalora", hal itu dilakukan agar Kepolisian bisa fokus dalam menangkap Ali Kalora dan pasukannya.

"Perintah Kapolri, Kapolda Sulteng berkantor di Poso dan di-back up oleh tim terbaik Bareskrim Polri," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono di Jakarta, Rabu.

Aparat keamanan Indonesia all out dalam operasi ini. Densus 88 juga dikerahkan serta adanya dukungan drone dan Intel IT diterjunkan.

Pasukan Satgas Operasi Tinombala ke wilayah Desa Lembahtongoa, Sausu, Salatanga," ujar Argo.

Selain operasi pengejaran, satgas Tinombala juga melakukan trauma healing bagi korban kekejaman Ali Kalora.

"Bantuan sembako 400 paket dari Polda untuk masyarakat transmigrasi yang mengungsi di Dusun Levonu. Lalu perbaikan enam rumah tinggal atau pos pelayanan umat sudah mulai dilaksanakan, inisiasi dari Polda untuk percepatan perbaikan serta bantuan proses pemakaman korban berupa empat peti mati," tutur Argo.

"Pertemuan dengan pihak MUI, FKUB, media termasuk Komnas HAM sudah dilakukan untuk meredam suasana agar tetap kondusif," tambahnya. source

0 Komentar

close