Keris, Kondom hingga Batu Ritual Disita dari Rumah Pimpinan Aliran Hakekok

Polres Pandeglang menyita sejumlah barang bukti dari hasil pengembangan dan penggeledahan kelompok aliran Hakekok - Balakasuta di Pandeglang, Banten.

Baca Juga: Lokasi Ritual Telanjang dan Mandi Bareng Aliran Sesat 'Hakekok' Sulit Dijangkau

Ritual mandi bareng kelompok hakekok dipercaya bisa menghapus dosa.

Kapolres Pandeglang Ajun Komisaris Besar Hamam Wahyudi mengatakan barang bukti yang disita berupa dua buah keris, batu ritual, buku bertuliskan bahasa Sunda kuno, tulisan kalimat untuk ritual hingga alat kontrasepsi kondom. 

Baca Juga: Viral Video Sepasang Pelajar Mesum di Pinggir Jalan Siang Bolong

"Untuk alat kontrasepsi masih kami dalami apakah ada kaitannya  dengan ritual kelompok ini," ujar Hamam, Ahad 14 Maret 2021.

Hamam memastikan sejumlah barang yang disita itu belum ada kaitannya dengan Arya, pimpinan sekte Hakekok - Balakasuta di Pandeglang. Sebab, barang barang itu ditemukan dan disita dari kediaman salah satu anggota aliran itu. "Barang bukti yang disita hasil pendalaman tdak ada kaitannya dengan Arya. Olah TKP di rumah salah satu pengikutnya."

Baca Juga: Aliran Sesat Hakeko Jalankan Ritual Seks hingga Dijanjikan Masuk Surga

Hamam menjelaskan, kitab Dakem yang ditemukan berupa tulisan Sunda Kuno yang hingga kini belum diketahui makna dan isinya. Selain itu ditemukan juga foto lambang Garuda bertuliskan bahasa Sunda.

Kelompok aliran sesat ini diselidiki setelah dipergoki melakukan ritual mandi bersama tanpa busana di sebuah sumur di area perkebunan Karet desa Karang Bolong, Kecamatan Ciugelis, Pandeglang. "Kami juga temukan semua yang mereka bawa seperti baju, dompet yang dibuang semua ke sungai saat mereka melakukan ritual mandi bersama," kata Hamam.

Baca Juga: Sudah Dua Kali Terima Vaksin, Wagub NTB Sitti Rohmi Positif COVID-19

Ritual mandi bersama dilakukan Arya beserta 15 pengikutnya yang terdiri dari 5 perempuan, 8 laki-laki, dan 3 anak-anak. Belakangan diketahui mandi bersama dilakukan sebagai bentuk pembersihan dan penyucian diri mereka.

Kelompok ini juga melakukan pertemuan bulanan, setiap Minggu Wage, pukul 2 dinihari. Dalam pertemuan itu, mereka menyenandungkan kidung-kidung berbahasa Sunda.

Kepada Ketua MUI Kabupaten Pandeglang Tubagus Hamdi Ma'anan, pempimpin aliran Hakekok - Balakasuta Arya mengaku jika ritual mandi bersama itu mereka lakukan untuk pembersihan diri mereka sekaligus mengakhiri bulan Rajab. "Istilahnya penutupan bulan Rajab sekaligus Haul pimpinan pendahulu mereka," kata Hamdi menirukan kalimat Arya.

Arya telah mengakui jika ajaran Aliran Hakekok - Balakasuta yang ia sebarkan kepada belasan pengikutnya salah dan menyimpang. "Dia menyesal, menangis dan berjanji akan bertobat," kata Hamdi. source

0 Komentar

close