Malaysia Terus Dihantui Banjir yang Meluas sampai Johor, 48 Warga Tewas

Malaysia akan memperdalam aliran sungai sebagai upaya mengurangi banjir yang dikhawatirkan terus meluas di negeri Jiran itu.

Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mengatakan intensitas hujan yang tak bisa terbendung telah membanjiri Semenanjung Malaysia termasuk Johor.

Ismail Sabri Yaakob juga berjanji akan menggelontorkan bantuan keuangan sekitar RM61.000 atau sekitar Rp208.011.253 bagi keluarga tedampak banjir.

Ini terjadi di tengah tekanan pada pemerintah untuk mengizinkan masyarakat memanfaatkan dana pensiun setelah banjir dahsyat selama dua minggu menyusul tewasnya 48 orang.

Pemerintah Malaysia akan mencari dan mendiskusikan metode apa pun yang cocok untuk menyelesaikan masalah ini.

”Jika tidak dapat diterapkan secara bersamaan di seluruh negeri maka fokus akan diberikan kepada kabupaten atau daerah yang berisiko tinggi banjir," kata Datuk Seri Ismail seperti dikutip PublikTanggamus.com dari kantor berita Bernama, Minggu 2 Januari 2021.

Ditambahkannya, langkah ini akan menjadi agenda utama Komite Nasional Penanggulangan Bencana setelah operasi pasca banjir selesai, dan akan melibatkan pemerintah negara bagian, kementerian dan lembaga, serta para ahli di bidang terkait.

Di antara langkah-langkah yang dapat diambil termasuk membangun lebih banyak proyek mitigasi banjir, memperdalam sungai dan saluran air lainnya.

Fokus lain yakni membangun terowongan seperti Manajemen Stormwater Kuala Lumpur dan Terowongan Jalan di daerah perkotaan berisiko tinggi seperti Shah Alam di Selangor.

Rencana jangka panjang melibatkan biaya besar tetapi membantu mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah setiap kali banjir.

”Sejauh ini, kami telah menghabiskan RM1,4 miliar (berkisar Rp4.774.028.763.566) untuk bantuan saja dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat karena kami belum menerima laporan lengkap kerusakan,” tutur Ismail Sabri Yaakob

Menurutnya, rencana solusi jangka panjang telah dibahas oleh pemerintahan Barisan Nasional tetapi tidak dilakukan.

Ada tekanan publik pada pemerintah untuk mengizinkan korban banjir menarik tabungan dari rekening Dana Penyedia Karyawan (EPF) mereka biasanya tidak tersedia untuk ditarik sebelum pensiun untuk membantu membayar perbaikan, makanan, dan perabotan baru.

Pemerintah setempat sebelumnya mengizinkan penarikan EPF untuk meringankan kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 dengan mengelontorkan ratusan ringgit Malaysia.

Menteri Keuangan Tengku Zafrul Aziz mengatakan memungkinkan penarikan lebih lanjut akan mengurangi dana pensiun kontributor dan mengikis kepercayaan investor.

”Hampir 50 persen kontributor, berjumlah enam juta, memiliki tabungan kurang dari RM10.000 (Rp34.100),” jelasnya di laman Facebook.

Langkah populis yang diusulkan oleh beberapa orang itu, menurutnya sangat  tidak relevan.

”Pada akhirnya, rakyat akan terkena dampak dalam jangka panjang, dan anak-cucu mereka akan menghadapi beban untuk mendukung mereka,” tandasnya. source

0 Komentar

close