Ngeri! Ngabalin Sebut Radikalisme di Indonesia Diibaratkan Kanker Stadium 4

Penyebaran paham radikalisme di Indonesia disebut sudah sangat mengkhawatirkan. Penyebaran itu diyakini sudah mencapai stadium empat yang sangat mengerikan.

"Saya bilang kalau diibaratkan penyakit kanker, maka penetrasi paham-paham radikal di Indonesia itu sudah masuk pada stadium keempat, sangat kritis," kata Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin dalam diskusi bertajuk 'Jokowi Gelisah Grup WA TNI dan Polri', yang ditayangkan virtual, Minggu, 6 Maret 2022.

Ngabalin lebih jauh mengatakan, paham radikalisme di Indonesia sering menggunakan dan memanfaatkan agama menjadi kedok penyebaran ajaran mereka. Pemahaman itu biasanya membandingkan kitab suci keagamaan dengan ideologi di Indonesia.

"Bayangkan kalau dia berceramah di atas mimbar, dan dia membandingkan antara pilih Al-quran atau Pancasila, kira-kira itu paham apa? Paham radikal," kata Ngabalin.

Ngabalin menjelaskan membandingkan demikian, tidak dapat dibenarkan. Oleh karena itu, menurutnya, masyarakat diminta berhati-hati dalam mencerna ajaran penceramah yang berbau dan beraliran paham radikal.

"Paham radikal itu dipakai oleh para ekstrimis, ekstrimisme, dan para teroris," tegas Ngabalin.

Lanjut Ngabalin, latar agama menjadi senjata yang baik untuk menyebarkan propaganda paham radikalisme. Keyakinan masyarakat terhadap sebuah agama dijadikan sebagai alat untuk menyerang pergerakan politik negara secara perlahan namun masif.

"Jadi, mimbar-mimbar agama dengan term-term agama itu dipakai untuk mengacaukan situasi politik dan situasi sosial kehidupan kemasyarakatan," kata Ngabalin.

Paham ini juga diyakini Ngabalin sudah beredar sampai ke grup WhatsApp TNI dan Polri di Indonesia. Atas dasar itu, kata dia, Presiden Jokowi langsung memberikan teguran ke seluruh anggota TNI-Polri beberapa waktu lalu. (viva)

0 Komentar

close