Belajar di Sekolah Khilafatul Muslimin Gratis, tapi Keluarga Wajib Infak Rp1.000 per Hari

ACEHSERAMBI.COM - Kelompok Khilafatul Muslimin memiliki puluhan sekolah tanpa membebankan biaya untuk para siswa atau santrinya. Namun, Polda Metro Jaya menyebut kelompok ini melakukan baiat kepada orang tua siswa tersebut dan mewajibkannya untuk membayar infak Rp1.000 per hari.

Pimpinan Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Baraja tiba di Polda Metro Jaya (Yogi/detikcom)

Hal tersebut disampaikan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi kepada wartawan, Kamis (16/6/2022).

"Untuk merekrut atau pengkaderan siswa-siswanya, pendidikannya bersifat gratis. Jadi masuk gratis tapi wali muridnya akan dibaiat wajib memberikan infak," kata Hengki.

Hengki menyebut infak yang dibebankan kepada wali murid sebesar Rp1.000 per 1 hari. Selain wali murid, infak juga dibebankan kepada para warga di Khilafatul Muslimin. Dari data yang didapat polisi, uang infak tersebut jumlahnya saat ini masih sedikit.

"Dari semua ini warga-nya mulai dari tingkat paling bawah wajib memberikan infak sodakoh per hari Rp1.000. Data yang kami dapatkan ini baru puluhan ribu," beber Hengki.

Lebih lanjut, Hengki mengungkap jika pendanaan sekolah Khilafatul Muslimin bersumber dari dana infak tersebut. Namun, polisi masih melakukan pendalaman lebih jauh mengenai pendanaannya.

"Tidak menutup kemungkinan akan ada dana-dana dari luar, ini masih tahap penyelidikan dan sejak awal kami sudah berkoordinasi dengan PPATK," kata Hengki.

Sekedar informasi, buntut viralnya video konvoi beratribut khilafah di Jawa Tengah (Jateng) dan Jakarta membuat polisi turun tangan. Polda Jateng sempat menetapkan sejumlah orang sebagai tersangka dalam kasus ini.

Sedangkan Polda Metro Jaya menangkap pimpinan tertinggi Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Baraja di Lampung serta menetapkannya sebagai tersangka dan melakukan penaganan. Polisi menegaskan kasus ini bukan semata-mata karena konvoi, melainkan ada hal yang lebih besar dari kelompok Khilafatul Muslimin.

Kelompok ini juga memiliki puluhan sekolah dari jenjang SD hingga universitas. Kurikulum yang dianjarkan berkaitan dengan khilafah hingga mengajarkan untuk membenci NKRI. source

0 Komentar

close