Viral, Batu Nisan Internet Explorer di Korea Selatan


ACEHSERAMBI.COM - Foto batu nisan Internet Explorer di Korea Selatan menjadi viral. Seperti dilaporkan Reuters, Sabtu (18/6/2022), Jung Ki-young, seorang insinyur perangkat lunak Korea Selatan, sengaja membangun nisan untuk memperingati kematian peramban itu.

Bagi Jung Ki-young, keputusan Microsoft Corp untuk menghentikan peramban web Internet Explorer-nya menandai berakhirnya hubungan cinta-benci selama seperempat abad dengan teknologi.

Untuk memperingati kematian Internet Explorer, Jung Ki-young menghabiskan waktu sebulan dan dana 430.000 won (US$ 330 atau Rp 4,8 juta) merancang dan memesan nisan dengan logo "e" Explorer dan batu nisan Inggris: "Dia adalah alat yang bagus untuk mengunduh peramban lain."

Setelah nisan peringatan itu dipamerkan di satu kafe yang dikelola oleh saudaranya di kota selatan Gyeongju, foto batu nisan itu menjadi viral.

Microsoft mengurangi dukungan untuk Internet Explorer yang dulu ada di mana-mana pada hari Rabu setelah 27 tahun berjalan, untuk fokus pada browser yang lebih cepat, Microsoft Edge.

Jung mengatakan peringatan itu menunjukkan perasaannya yang campur aduk untuk perangkat lunak yang lebih tua, yang telah memainkan peran besar dalam kehidupan kerjanya.

"Itu menyebalkan, tapi saya akan menyebutnya hubungan cinta-benci karena Explorer sendiri pernah mendominasi satu era," katanya kepada Reuters.

Jung mengaku merasa butuh waktu lebih lama untuk memastikan situs web dan aplikasi daringnya bekerja dengan Explorer, daripada dengan peramban lain.

Tetapi pelanggannya terus memintanya untuk memastikan situs web mereka terlihat bagus di Explorer, yang tetap menjadi peramban bakut di kantor pemerintah Korea Selatan dan banyak bank selama bertahun-tahun.

Diluncurkan pada tahun 1995, Explorer menjadi browser terkemuka di dunia selama lebih dari satu dekade karena dibundel dengan sistem operasi Microsoft Windows yang telah diinstal sebelumnya di miliaran komputer.

Tapi itu mulai kalah dari Google Chrome pada akhir 2000-an dan menjadi subjek meme internet yang tak terhitung jumlahnya, dengan beberapa pengembang menyebut peramban itu lamban dibandingkan dengan para pesaingnya.

Jung mengatakan dia bermaksud membuat orang tertawa dengan batu nisan itu, tetapi masih terkejut dengan seberapa jauh lelucon itu beredar di dunia maya.

"Itulah alasan lain bagi saya untuk berterima kasih kepada Explorer, sekarang telah memungkinkan saya untuk membuat lelucon kelas dunia. Saya menyesal telah pergi, tetapi tidak akan melewatkannya. Jadi kepergiannya, bagi saya, adalah kematian yang baik," katanya. source

0 Komentar

close