Eks Petinggi GAM soal Pj Gubernur Aceh dari Militer: Buka Luka Lama

Mantan Menteri Pertahanan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Zakaria Saman buka suara soal penunjukan Pj Gubernur Aceh dari kalangan militer.

Ilustrasi GAM. (AFP/OKA BUDHI)

Menurutnya, penunjukan Pj dari kalangan militer mengindikasikan bahwa pemerintah seolah ingin membuka luka lama yang dialami masyarakat Aceh saat konflik berkecamuk di Tanah Rencong antara RI dan GAM.

"Saya sudah pernah berbicara, Aceh baru saja selesai konflik, malah dipilih pejabat dari militer lagi. Kan seperti membuka luka lama lagi," kata Zakaria Saman kepada wartawan, Selasa (5/7).

Zakaria menginginkan sebelumnya agar sosok yang memimpin Aceh setelah masa jabatan Nova Iriansyah berakhir 5 Juli 2022, adalah putra Aceh dari kalangan sipil. Jika pun bukan putra Aceh, setidaknya, kata dia jangan dari militer.

"Tentara mana tahu dia masalah umum, yang tahu kan masyarakat, jadi kalau Pj Gubernur Aceh harus dari sipil, walaupun lahir di luar Aceh, setidaknya tahu dan mengerti tentang Aceh," ujarnya

Hanya saja mantan Petinggi GAM ini yakin dan optimis Presiden Joko Widodo bakal menunjuk sosok terbaik untuk Pj Gubernur Aceh, tentunya, ia berharap bukan dari kalangan militer.

"Kita bisa bicara ini itu, tapi yang menentukan pemerintah dalam hal ini adalah presiden," ucapnya.

Seperti diketahui Jokowi sudah menunjuk Mayjen (Purn) Achmad Marzuki sebagai penjabat Gubernur Aceh. Pensiunan Prajurit TNI AD dengan pangkat terakhir Mayor Jendral ini akan dilantik besok Rabu (6/7) di Gedung DPR Aceh oleh Menteri Dalam Negeri.

Staf Khusus Menteri Dalam Negeri Kastorius Sinaga memastikan Achmad Marzuki sudah pensiun sebagai prajurit TNI AD. 

"Iya benar. Bapak Achmad Marzuki sudah pensiun dari TNI. Beliau bukan Jenderal TNI aktif, sudah purnawirawan," kata pria yang akrab disapa Kasto itu kepada CNNIndonesia.com, Selasa (5/7).

Pemimpin dari kalangan militer bukan hal yang baru di Aceh. Sebelumnya ada nama Mayjen (Purn) Soedarmo yang menjabat sebagai Plt Gubernur Aceh pada periode 28 Oktober 2016-11 Februari 2017.

Ia mengisi posisi tersebut setelah Zaini Abdullah cuti dari Gubernur Aceh karena mengikuti tahapan Pilkada Aceh 2017 lalu. source

0 Komentar

close