Galang Donasi untuk Korban Kecelakaan Terkumpul Ratusan Juta, ACT Ternyata Hanya Serahkan Uang Tunai Rp 3 Juta

Lembaga Aksi Cepat Tanggap atau ACT menjadi sorotan publik setelah Majalah Tempo menguak sejumlah penyelewengan dana publik yang diamanatkan pada mereka. 

Hasil investigasi Tempo terhadap ACT mendapatkan sejumlah modus yang mereka pakai untuk memotong donasi publik. Salah satunya, menggalang dana untuk korban kecelakaan.

"Beberapa hari setelah kecelakaan menimpa Suharno, istri, dan anaknya, pengurus Aksi Cepat Tanggap (ACT) Cabang Bantul mendatangi rumah keluarga itu di Dusun Sanggrahan, Kecamatan Dlingo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kepada Suharno, pengurus ACT menyodorkan berkas penggalangan donasi untuk dia dan keluarganya," tulis Tempo.

Disebutkan bahwa Kaki Suharno dan anaknya, Rizal, 5 tahun, patah setelah truk yang tak kuat menanjak di Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul, mundur dan melindas sepeda motornya pada 25 Oktober 2021. Namun kaki kanan istrinya, Isti Utami, harus diamputasi.

Menurut Suharno kepada Tempo, pengurus ACT Bantul mengatakan dana yang terhimpun bisa digunakan untuk berobat. 

"Mereka pun berjanji mendampingi keluarganya hingga sembuh. Membutuhkan biaya untuk berobat dan bertahan hidup, tukang kayu itu pun menandatangani berkas penggalangan donasi," tulis majalah itu.

Pada 9 November 2021, tim ACT mengumumkan pengumpulan donasi untuk keluarga Suharno di laman Indonesia Dermawan, situs milik Aksi Cepat Tanggap. Foto Rizal yang sedang menangis beserta foto rontgen kakinya yang patah terpajang. Tertulis di situs itu: “Satu Keluarga Terlindas Truk, Bantu Adik Rizal dan Orang Tuanya Sembuh”.

Sebulan berselang, tim ACT Bantul kembali menyambangi rumah Suharno.

"Mereka membawa uang tunai Rp 3 juta, bahan kebutuhan pokok, satu kruk kaki, dan kasur senilai sekitar Rp 3 juta," tulis Tempo.

Kepada Tempo Suharno mengaku tidak mengetahui berapa donasi yang terkumpul untuk keluarganya. Sementara untuk pengobatan di rumah sakit, mereka menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Saat Tim ACT kembali datang beberapa bulan kemudian untuk mengadakan pendampingan psikologi terhadap Rizal dan orang tuanya. Pada tim itu Suharno sempat menanyakan jumlah dana yang terkumpul, tapi petugas ACT tak memberi tahu nilainya. Mereka hanya berjanji membangun bengkel kayu dan peralatan tukang untuk Suharno, membelikan kaki palsu untuk istrinya, serta merenovasi rumah.

Pertengahan Juni lalu, Suharno bertanya kepada tim ACT Bantul soal janji yang belum terwujud. Karena sebelumnya, ia mendapat informasi bahwa donasi yang terkumpul mencapai Rp 412,207 juta dari target Rp 520 juta.

Ia mempertanyakan kapan duit yang disumbang lebih dari 6.000 donatur itu akan disalurkan. Namun, Suharno tak mendapat jawaban pasti.

Kepada Tempo Kepala ACT Yogyakarta Ony Leo mengatakan kantor perwakilan ACT itu tak berwenang menentukan pencairan donasi. 

“ACT pusat yang menentukan,” ujarnya.

Fasilitas Luar Biasa Bos ACT

Presiden ACT Ibnu Khajar membantah pemberitaan Majalah Tempo terkait fasilitas mobil mewah Toyota Alphard hingga Mitsubishi Pajero Sport bagi petinggi lembaga. 

Menurut dia, semua mobil yang telah diberitakan semuanya termasuk Toyota Alphard dan Mitsubishi Pajero Sport merupakan kendaraan operasional, bukan diberikan secara pribadi kepada para petinggi termasuk eks Presiden ACT Ahyudin. 

"Jadi, apa yang disampaikan Pak Ahyudin soal Alphard, Pajero Sport, dan kendaraan mewah lainnya itu sudah kami jual pada Januari 2022," ujar Ibnu Khajar.

Ibnu menjelaskan adapun pembelian Alphard digunakan untuk menyambut tamu kehormatan.  Selain itu, Pajero Sport digunakan untuk mobilisasi di wilayah bencana. 

"Kami lembaga sosial yang perlu kendaraan itu (Pajero). Namun, karena ada pembenahan, semua sudah dijual," tegasnya. 

Menurut Ibnu, pihaknya telah melakukan beberapa pembenahan terkait kelembagaan pada Januari 2022. 

Gaji Fantastis

Majalah Tempo menyebut, gaji eks Presiden ACT Ahyudin, saat menjabat Ketua Dewan Pembina ACT disebut-sebut lebih dari Rp 250 juta per bulan.

Sedangkan pejabat di bawah Ahyudin, seperti senior vice president, beroleh upah sekitar Rp 150 juta. Adapun vice president mendapat Rp 80 juta per bulan. Di bawahnya, level direktur eksekutif digaji sekitar Rp 50 juta dan direktur mendapat Rp 30 juta.

Gaji yang diterima petinggi Aksi Cepat Tanggap, disebut Tempo, terlihat jomplang bagaikan bumi dan langit jika dibandingkan dengan gaji di lembaga filantropi lain. 

Gaji tertinggi di Dompet Dhuafa, misalnya, sebesar Rp 40 juta. 

“Yang lain di bawah Rp 30 juta,” tutur Direktur Komunikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa Bambang Suherman, seperti dikutip dari Majalah Tempo. 

Sedangkan gaji petinggi di lembaga Rumah Zakat lebih kecil. 

“Gaji tertinggi di lembaga kami tidak lebih dari Rp 25 juta,” kata Direktur Pemasaran Rumah Zakat Irvan Nugraha, masih dari Majalah Tempo.

Sebagai pembanding, donasi yang dihimpun ACT pada 2020 setidaknya mencapai Rp 462 miliar. Sedangkan Dompet Dhuafa dan Rumah Zakat masing-masing menghimpun dana donatur Rp 375 miliar dan Rp 224 miliar pada 2020.

Bela Diri

Organisasi filantropi ACT mengaku telah memangkas besaran gaji serta operasional bagi para petingginya dalam upaya pembenahan dan restrukturisasi organisasi sejak Januari 2022.

"Sejak 11 Januari 2022, tercipta kesadaran kolektif untuk memperbaiki kondisi lembaga dengan masukan dari seluruh cabang. Kami melakukan evaluasi secara mendasar," ujar Ibnu Khajar.

Ibnu menampik besaran gaji tersebut dan tak tahu-menahu mengenai besaran yang diungkap media itu. Tapi, ia enggan membuka berapa besaran asli yang diterima para petinggi ACT.

Namun, kata dia, terjadi pemotongan gaji bagi para petinggi mulai 50-70 persen dari besaran gaji sebelumnya sejak pergantian pimpinan pada 11 Januari 2022. 

Viral Tagar #JanganpercayaACT

Diduga lakukan penyelewangan dana donasi, netizen menggaungkan berbagai tagar untuk mengecam ACT seperti #JanganpercayaACT dan #AksiCepatTilep.

Tagar #JanganpercayaACT viral di Twitter sejak Minggu malam (2/7/2022).

Sejumlah selebtwit juga turut mengecam ACT dan meminta pihak berwenang mengusut mereka.

¨Sering ditegaskan agar @DivHumas_Polri @Kemenkumham_RI @kemendagri membongkar dana ZIS yg dikumpulkan Aksi Cepat Tanggap yg diduga dikirim ke LSM teroris & u/memperkaya pribadi-2. Cabut izin ACT, tangkap pengurusnya, & sita semua uang ZIS ACT: kembalikan ke umat via @Kemenag_RI,¨ tulis akun Twitter @ayang_utriza. source

0 Komentar

close