Sepekan Berlalu, Aceh Tamiang Masih Terendam Banjir

Sudah sepekan terakhir Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, dilanda banjir. Pemkab Aceh Tamiang telah menetapkan status tanggap darurat banjir.

Bencana banjir yang terjadi sejak Selasa, 30 Oktober 2022, terus berlangsung hingga memasuki hari ke tujuh dan masih juga tak kunjung surut. Banjir tersebut juga dinilai sebagai bencana ekologis, pertanda kualitas lingkungan kian menurun.

"Banjir tentu membuat masyarakat kita, khususnya di Aceh Tamiang ini menderita, oleh karena itu, inventarisir apa saja kebutuhan di posko dan segera sediakan. Dinas terkait harus selalu berkoordinasi agar penanganannya bisa lebih masif, yang terpenting tentu saja kebutuhan sandang dan pangan,” kata Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, Senin, 7 November 2022.

Ketinggian air yang menggenangi permukiman penduduk mencapai lebih dari satu meter itu telah mengakibatkan 146 desa di 12 kecamatan terendam banjir dan 76 desa di wilayah tersebut terisolasi. Tercatat jumlah pengungsi semakin bertambah hingga 14.458 KK, sejumlah warga memilih untuk mengungsi ke posko-posko pengungsian yang telah disiapkan BPBD setempat sebanyak 343 titik.

Bencana tersebut juga berdampak pada 3.757 hektare lahan pertanian warga hingga terancam gagal panen dan ratusan sekolah juga ikut terendam hingga aktivitas belajar mengajar lumpuh total.

Banjir dan longsor yang melanda wilayah itu juga mengakibatkan akses transportasi antarkabupaten bahkan memutus jalur lintas Aceh-Sumatera Utara (Sumut). Banjir yang menggenangi jalur trsebut mencapai ketinggian lebih dari satu meter. Alhasil akses jalan terputus dan menyebabkan kemacetan yang cukup panjang.

Achmad mengatakan beberapa kebutuhan yang dinilai mendesak adalah, kebutuhan pangan berupa beras, mi Instan, telur, sarden, minyak goreng, tenda, air bersih, matras, selimut, susu, pamper dan pembalut wanita.

Pihaknya mengingatkan Kepada Kepala dinas Perhubungan Aceh, Kadis perhubungan Aceh Tamiang serta aparat dari Polri dan TNI untuk membantu mengurai kemacetan tersebut.

"Dishub Aceh dan Aceh Tamiang serta teman-teman Polri dan TNI, harus mencari formulasi yang tepat untuk mengurai kemacetan dengan melakukan rekayasa lalu lintas. Prioritaskan truk pengangkut logistik, seperti sayur mayur dan kebutuhan pokok lainnya," jelasnya.

Kepala Dinas kesehatan, Marzuki, mengimbau untuk segera melakukan antisipasi terhadap kemungkinan serangan diare dan gatal-gatal di lokasi pengungsian dan memberikan bantuan alat pembersih kepada sekolah-sekolah yang terendam banjir.

"Sekolah yang terendam banjir juga harus diberikan bantuan alat-alat untuk membersihkan sekolah, agar anak-anak bisa segera bersekolah lagi," ungkap Marzuki. source

0 Komentar

close