Ridwan Saidi Tutup Usia, Sempat Sakit Pendarahan Otak

Kabar duka hari ini datang dari budayawan asal Betawi Ridwan Saidi. Ia menghembuskan napas terakhirnya pada Minggu (25/12) pagi.

Rifat, putra ketiga Ridwan, Jumat (23/12), mengatakan almarhum sempat koma akibat mengalami penyakit serius yakni pendarahan di otak.

"Beliau meninggal karena pendarahan di batang otak. Kami menemukan beliau dalam keadaan koma pada Jumat pagi hari," ujar Rifat saat dikonfirmasi, Minggu.

Keluarga kemudian membawa Ridwan ke Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Bintaro Jaya, Tangerang Selatan.

Keluarga juga meminta agar almarhum dibukakan pintu maaf.

"Kami meminta dibukakan pintu maaf atas kekhilafan beliau selama hidup dan mohon diikhlaskan kepergiannya," kata Rifat.

Sebelumnya, kabar Ridwan Saidi meninggal dunia juga tersebar melalui pesan berantai.

"Inna lillahi wa inna ilayhi roji’un. Telah berpulang dengan tenang Suami, Ayah dan Dato kami tercinta Bapak Ridwan Saidi pada hari Ahad, 25 Desember 2023 pukul 08:35 di RSPI Bintaro Tangsel," tulis pesan berantai itu.

Diketahui Ridwan lahir pada tanggal 2 Juli 1942 di Gg Arab No.20, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Ridwan adalah anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan Abdurrahim dan Muhaya, ketiga kakaknya adalah perempuan semua.

Ia menikahi Yahma Wisnani, seorang wanita kelahiran Minang, Sumatera Barat pada tahun 1977.

Pasangan ini dikaruniai lima orang anak, antara lain Syarifah Jihan Marina, Syarif Razvi, Rifat Najmi, Ferhat Afkar, dan Shahin Maulana.

Ridwan memperoleh gelar sarjana dari Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia pada tahun 1976.

Semasa kuliah ia aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan berhasil menjadi Ketua Umum PBHMI 1974-1976. Pada tahun 1977, Ridwan menjadi caleg PPP untuk pemilu pada tahun tersebut. Ia pun terpilih sebagai anggota DPR dari PPP.

Ketika Ridwan sudah tidak aktif lagi dalam dunia perpolitikan nasional selepas menjabat anggota DPR pada 1987, Ia memfokuskan diri mengamati masalah-masalah kebudayaan Betawi.

Namun, Ridwan seperti yang ia katakan, "saya tidak pernah masuk ke dalam organisasi etnik Betawi, karena tidak memiliki kejelasan apa yang mereka perjuangkan".

Ridwan juga tidak memiliki hasrat untuk berkecimpung di dalam struktur pemerintahan DKI Jakarta, khususnya Badan Musyawarah (Bamus) Betawi. source

0 Komentar

close