Menjaga Agenda Demokrasi: Ketum DPP LDII Berharap Kepemimpinan Nasional yang Berintegritas

Jakarta - Dukungan untuk tiga kandidat presiden telah semakin kuat. Ketiga kandidat tersebut sekarang hanya perlu mencari pasangan yang tepat. Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, mengharapkan bahwa dalam tahun politik ini, pesta demokrasi tetap berjalan lancar sehingga pemilu dapat dilaksanakan sesuai jadwal.

"Pemilu yang tepat waktu adalah upaya bangsa ini untuk menjaga demokrasi. Dengan adanya tiga calon presiden yang hampir pasti terpilih, menunjukkan niat yang kuat untuk menghilangkan isu-isu politik seperti perpanjangan masa jabatan atau penundaan Pemilu," ungkap KH Chriswanto, Senin (8/5).

Sebagai organisasi keagamaan, LDII memandang pemilu sebagai agenda strategis untuk menjalankan program kerja. "Pemenang pemilu adalah pemegang otoritas, sedangkan organisasi masyarakat memiliki kapasitas untuk menjalankan program kerja sebagai perwujudan aspirasi anggotanya. Tanpa bermitra dengan pemegang otoritas, kontribusi organisasi masyarakat untuk pembangunan bisa tidak berjalan," tutur KH Chriswanto.

Bagi LDII, menjaga agenda demokrasi sama pentingnya dengan memperjuangkan lahirnya kepemimpinan nasional yang berorientasi pada kemakmuran dan kemajuan bangsa. "Kepemimpinan nasional yang diidamkan oleh bangsa Indonesia adalah pemimpin yang berkomitmen pada Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Selain itu, ia harus melanjutkan segala hal yang baik dari kepemimpinan terdahulu," papar KH Chriswanto.

Menurut KH Chriswanto, program-program yang tidak berjalan atau merugikan negara pada masa kepemimpinan yang lalu dapat diperbaiki. Dengan demikian, kepemimpinan dan pembangunan nasional dapat terus berjalan menuju cita-cita dari Pembukaan UUD 1945.

"Harapan ini dapat terwujud jika kita meyakini bahwa demokrasi adalah jalan terbaik dalam melahirkan pemimpin nasional. Bukan kembali kepada sistem feodalisme di mana calon pemimpin memohon restu kepada penguasa agar dapat menduduki jabatan pemimpin nasional," tegas KH Chriswanto. Menurutnya, hal ini terlalu berisiko karena dapat menciptakan politik transaksional di antara elit politik.

Ketika ditanya tentang pemimpin nasional yang dapat mewakili harapan masyarakat, KH Chriswanto berpendapat bahwa calon presiden tersebut tidak hanya memiliki popularitas tinggi, tetapi juga elektabilitas yang tinggi karena kinerjanya. "Elit politik dapat saja sangat populer, tetapi tidak berbanding lurus dengan kinerjanya. Terlebih lagi, dalam era digital saat ini, popularitas dapat dengan mudah diciptakan," jelasnya.

Menurut KH Chriswanto, seorang pemimpin yang baik haruslah jujur dan konsisten dalam pikiran serta ucapannya, serta memiliki integritas yang tinggi, "Pemimpin yang berintegritas tinggi akan menjalankan program kerjanya sebagai amanah dari rakyat. Oleh karena itu, integritas adalah kualitas penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang bertanggung jawab," ujarnya.

Kepemimpinan yang akan lahir pada tahun 2024 nantinya, akan menghadapi tantangan nasional dan global yang sangat tinggi, “Ada tantangan besar seperti perang dagang dan perubahan iklim yang harus dihadapi. Selain itu, Indonesia juga memiliki sumber daya alam yang sangat kaya dan strategis seperti elemen tanah jarang, energi, air, dan pangan, sehingga diperlukan kepemimpinan yang mampu memanfaatkan sumber daya tersebut secara optimal untuk kemakmuran dan kemajuan bangsa,” tutur KH Chriswanto.

Tanpa kepemimpinan nasional yang kuat, negara ini akan berisiko kehilangan kekayaannya tanpa terjadi peningkatan kemakmuran bagi bangsa Indonesia sebagai pemiliknya. Selain itu, pemimpin masa depan harus semakin kreatif dalam menghadapi tantangan ekonomi dan globalisasi.

"Munculnya doktrin utang yang menggambarkan utang sebagai hal yang baik untuk pembangunan perlu dipertimbangkan ulang. Amerika Serikat, yang menganut doktrin utang dalam pembangunan, mengalami kebangkrutan dan ekonominya mengalami penurunan. Kemiskinan meningkat, dan jurang kesenjangan antara kaya dan miskin semakin melebar," tegas KH Chriswanto.

0 Komentar

close