Transformasi Digital sebagai Instrumen Utama Mewujudkan Visi Indonesia Maju 2045

Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Komunikasi dan Informatika, Mahfud MD, mengakui bahwa teknologi digital memegang peran penting dalam mewujudkan visi Indonesia Maju 2045.

Dalam pernyataannya di Jakarta pada Senin (5/6), Mahfud menjelaskan bahwa perkembangan teknologi digital menuntut adanya layanan digital yang memadai, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

"Oleh karena itu, transformasi digital menjadi salah satu instrumen utama dalam mewujudkan visi Indonesia Maju tahun 2045, mengingat hadirnya teknologi digital dan tantangan kompleks yang menyertainya," ujar Mahfud.

Pernyataan tersebut disampaikannya saat menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat.

Mahfud menekankan pentingnya transformasi digital yang berkelanjutan dan inklusif, serta memberdayakan masyarakat secara merata.

Inklusif berarti bahwa seluruh lapisan masyarakat dapat mengakses infrastruktur digital secara merata dan aman. Sementara itu, memberdayakan berarti masyarakat mampu memanfaatkan teknologi digital secara produktif dan menciptakan nilai tambah dalam penggunaannya. Konsep berkelanjutan mengacu pada keberlanjutan manfaat teknologi digital yang dapat mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).

Sebagai kementerian yang bertanggung jawab dalam mengawal transformasi digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika akan terus mempersiapkan prasyarat untuk implementasi transformasi digital pada tahun 2024 mendatang.

"Prioritas kami adalah membangun infrastruktur digital yang merata, mengembangkan talenta digital yang memadai, meningkatkan literasi media dan komunikasi publik yang efektif, serta menjaga tata kelola data dan teknologi digital dengan aman dan terpercaya. Kami juga berkomitmen untuk menjaga kebersihan dan keamanan teknologi digital agar dapat dimanfaatkan secara produktif," tambahnya.

Selain itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika juga memiliki perhatian khusus terhadap dampak penetrasi internet yang telah mencapai lebih dari 78 persen dari total populasi.

Khususnya, mereka akan mengatasi kesenjangan akses teknologi dan konektivitas digital yang masih terasa dalam berbagai aspek, termasuk ekonomi, sosial, dan spasial.

"Kami juga memperhatikan peningkatan ancaman siber, kebocoran data, penyebaran hoaks, serta pertumbuhan arus data secara global yang diperkirakan akan mencapai 780 eksabita per bulan pada tahun 2026 mendatang," jelas Mahfud. (antara)

0 Komentar

close