Setan selalu berusaha menjatuhkan manusia ke dalam kebinasaan. Dia mencoba menghasut manusia dengan pikiran negatif dan godaan untuk mengikuti hawa nafsu mereka.
Setan juga berusaha membuat orang-orang yang sudah tersesat semakin terjerumus dalam perbuatan dosa. Oleh karena itu, setan adalah musuh yang abadi bagi manusia.
Al-Quran dengan tegas menyatakan bahwa setan adalah musuh yang nyata dan abadi bagi manusia, sesuai firman Allah SWT dalam Surat Yasin ayat 60:
Ø£َÙ„َÙ…ْ Ø£َعْÙ‡َدْ Ø¥ِÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙŠَا بَÙ†ِÙŠ آدَÙ…َ Ø£َÙ†ْ Ù„َا تَعْبُدُوا الشَّÙŠْØ·َانَ ۖ Ø¥ِÙ†َّÙ‡ُ Ù„َÙƒُÙ…ْ عَدُÙˆٌّ Ù…ُبِينٌ
"Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu, hai Bani Adam, supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu."
Sayangnya, banyak orang yang tidak sadar membuka pintu bagi setan, sehingga setan memiliki kesempatan untuk menggoda dan membuat mereka lalai dari ketaatan kepada Allah SWT.
Imam Ghazali dalam kitab Mukasyafat Al-Qulub menjelaskan bahwa hati manusia adalah benteng, dan musuh utamanya adalah setan. Oleh karena itu, seseorang harus menjaga hatinya dari serangan setan, yang seringkali datang dari berbagai arah untuk membuat manusia lalai.
Imam Ghazali menunjukkan ada beberapa kondisi yang dapat menjadi celah bagi setan untuk menguasai manusia. Apa saja?
Pertama, emosi dan hawa nafsu. Orang yang tidak mampu mengendalikan emosi dan hawa nafsunya akan lebih rentan terhadap pengaruh setan, sehingga mereka dapat terperosok ke dalam perbuatan yang hina.
Setan lebih mudah mengendalikan individu yang dipenuhi oleh emosi dan hawa nafsu, sehingga mereka kehilangan akal sehat.
Kedua, keangkuhan dan ketamakan. Orang yang penuh ambisi cenderung lebih mudah digoda oleh setan. Mereka akan melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuan mereka.
Imam Ghazali mengingatkan boleh bagi seseorang dihormati dan dihargai, tetapi tidak berlebihan dan ambisi mengejar itu. Orang-orang yang sangat ambisius, terutama dalam mencari kekuasaan, lebih mudah dipengaruhi oleh setan.
Ketiga, kelebihan makanan dan minuman. Orang yang terlalu memanjakan perut mereka, dengan makan dan minum berlebihan, lebih rentan terhadap godaan setan yang membuat mereka lalai.
Rasulullah SAW mengajarkan untuk tidak berlebihan dalam makanan. Beliau memberi contoh dengan makan dan minum secukupnya. Orang yang berlebihan dalam hal ini akan kesulitan untuk menjalankan ibadah. Oleh karena itu, Islam menganjurkan untuk sering melakukan puasa sunnah sebagai upaya untuk mengendalikan kelebihan makan dan minum.
0 Komentar