Banda Aceh - Psikolog Klinis dari Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA), Yulia Direzkia, menyoroti peningkatan kasus bunuh diri yang terjadi di Aceh, terutama yang menimpa mahasiswa dan pekerja. Yulia menyatakan bahwa banyak orang sampai melakukan tindakan bunuh diri sebagai dampak dari depresi.
Menurut Yulia, depresi bisa berawal sejak masa kecil atau sering kali terbentuk karena lingkungan keluarga yang tidak harmonis.
Depresi ini tidak selalu muncul saat seseorang akan melakukan bunuh diri, melainkan akibat akumulasi masalah yang menumpuk, membuat seseorang kehilangan kemampuan untuk berpikir jernih dan akhirnya mengakhiri hidupnya.
Yulia menekankan, penyebab seseorang melakukan bunuh diri harus diteliti secara individual, karena bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti peluang yang muncul atau masalah yang terasa tanpa solusi.
"Bunuh diri biasanya merupakan tahap akhir dari depresi berat. Pada titik ini, seseorang merasa tidak memiliki jalan keluar, semua pintu terasa tertutup, dan mereka akhirnya memilih mengakhiri hidup," jelasnya.
Yulia juga mengungkapkan, tanda-tanda seseorang yang akan melakukan bunuh diri seringkali muncul. Mereka mungkin mengungkapkan ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah, tetapi seringkali perkataan ini dianggap sebagai curhatan biasa.
Lebih lanjut Yulia mengatakan, seringkali teman-teman atau masyarakat menilai seseorang yang menghadapi masalah mental sebagai orang yang lemah iman. Ia juga menekankan, bahkan orang-orang yang beragama dan menjalankan ibadah juga bisa terkena depresi dan melakukan bunuh diri.
Menurut Yulia, beberapa pasien yang ia temui adalah individu yang tampak normal, produktif, dengan aktivitas seperti sekolah dan bekerja, tetapi mereka memiliki pemikiran atau keinginan untuk bunuh diri. Namun, mereka belum mencapai titik tindakan tersebut.
Dalam pandangannya, depresi adalah penyakit yang dapat diobati. Pengobatan bisa melibatkan penggunaan antidepresan yang diresepkan oleh psikiater atau terapi dengan seorang psikolog untuk menggali akar permasalahan depresi melalui psikoterapi.
Oleh karena itu, Yulia mengimbau agar seseorang yang mengalami gangguan mental atau mengalami gejala depresi segera mencari bantuan profesional dan tidak mengandalkan dukun. Ia menekankan masalah mental harus ditangani oleh para ahli yang kompeten.
Dalam satu bulan terakhir, Aceh telah menghadapi sejumlah kasus bunuh diri atau percobaan bunuh diri yang mengguncang masyarakat.
Termasuk peristiwa seorang wanita yang melompat dari kapal KMP Aceh Hebat 2 pada tanggal 19 Agustus, kematian seorang anak muda yang menggantung diri di Kabupaten Gayo Lues pada 30 Agustus, serta kasus seorang mahasiswi USK yang ditemukan tewas gantung diri di Banda Aceh pada 31 Agustus.
Tidak lama kemudian, seorang atlet muaythai di Aceh juga meninggal diduga akibat keracunan.
Baru-baru ini, seorang pria berusia 20 tahun asal Bener Meriah juga ditemukan tewas tergantung di pohon petai di kebun kopi.
0 Komentar