Masinton Tetap Usung Hak Angket untuk MK Usai Putusan MKMK

Politisi PDIP Masinton Pasaribu bicara kembali terkait hak angket yang diusulkan olehnya saat rapat paripurna di DPR RI. Masinton menegaskan akan terus mengusung hak angket meski ada putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Kontitusi (MKMK) yang memutuskan Anwar Usman diberhentikan dari Ketua MK.

"Jalan terus dong, Pak," kata Masinton dalam acara Adu Perspektif detikcom x Total Politik seperti disiarkan di YouTube detikcom, Selasa (7/11/2023).

Masinton menegaskan hak angket itu harus terus diperjuangkan. Dia beralasan ada yang harus diluruskan dengan kondisi konstitusi di Indonesia.

"Karena apa? Kita mau luruskan jalan konstitusi yang mulai bengkok-bengkok tadi, dan terkoyak-koyak tadi," ucap Masinton.

Masinton lalu menjelaskan alasan dirinya kemudian mengusulkan hak angket itu. Menurutnya, DPR RI diberi mandat oleh rakyat untuk meluruskan yang tidak benar.

"Pertanyaannya sekarang kenapa muncul usulan ide hak angket itu? Kita sebagai politisi diberikan mandat oleh rakyat untuk luruskan yang bengkok-bengkok ini, loh kok politisinya nggak menyikapi ini secara serius, kita ini lawak-lawak atau apa mengelola negara ini? Kan begitu," ujar dia.

Masinton Usul Hak Angket

Masinton Pasaribu diketahui mengusulkan hak angket terhadap MK. Masinton mengungkit putusan MK soal syarat capres dan cawapres dalam pertimbangan usulan angket tersebut.

Hal ini disampaikan Masinton di tengah Rapat Paripurna DPR di Gedung Nusantara II MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, 31 Oktober lalu.

"Hukum dasar konstitusi adalah roh dan jiwa semangat sebuah bangsa, tapi apa hari ini yang terjadi? Kita malah mengalami satu tragedi konstitusi pasca terjadinya keputusan MK 16 Oktober lalu," kata Masinton.

"Ya, (keputusan MK) itu adalah tirani konstitusi," imbuh dia.

Masinton mengatakan interupsinya kali ini tidak ada sangkut pautnya dengan pasangan capres-cawapres. Dia mengklaim tidak berdiri di atas kepentingan partai politik terkait protesnya ini.

"Saya berdiri di sini bukan atas kepentingan partai politik. Saya tidak bicara tentang calon presiden Saudara Anies dan Saudara Muhaimin Iskandar. Saya tidak bicara tentang Pak Ganjar dan Prof Mahfud," katanya. source

0 Komentar

close