Sembunyikan Sabu Dalam Dubur, 2 Kurir Sabu Asal Aceh Ditangkap di Bandara Lombok

Petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) menangkap dua kurir narkoba di Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka kedapatan menyembunyikan narkoba jenis sabu di dalam dubur atau anus.

Kepala Bidang Pemberantasan dan Intelijen BNNP NTB Kombes Sisman Adi Pranoto mengatakan kedua pelaku ditangkap di Bandara Internasional Lombok membawa sabu dari Aceh ke NTB. Dua kurir itu yakni ZS dan RA, asal Lombok Timur.

"Kami tangkap keduanya bersama tiga orang lainnya yang bertugas menjemput dan menerima barang inisial SA, DH, dan ZA," kata Sisman kepada detikBali, Sabtu (2/12/2023).

Menurut Sisman pergerakan kedua kurir sabu terendus oleh tim BNNP, Bea Cukai Mataram dan Aviation Security PT Angkasa Pura saat tiba di Bandara Lombok. Kedua pelaku dan tiga rekannya merupakan warga Kecamatan Selong, Lombok Timur.

"Sabu ini dibawa dari Aceh menuju Lombok melalui jalur udara. Kami amankan saat mereka tiba di Bandara Lombok dengan rute penerbangan Medan menuju Yogjakarta kemudian ke Lombok," ujarnya.

Dari tubuh ZS dan RA, ditemukan masing-masing tiga paket berisi kristal putih diduga narkotika golongan satu seberat 409,14 gram. Setelah sabu dikeluarkan kedua pelaku pun diinterogasi.

Berdasarkan hasil interogasi rupanya ZS akan dijemput oleh rekannya berinisial SA. Pelaku SA pun ditangkap di depan Pasar Jelojok, Kecamatan Kopang, Lombok Tengah. Setelah dikembangkan tim juga mengamankan DH yang diduga bertugas sebagai penerima paket sabu dari ZS dan RA di Lombok Timur.

"Setelah kami dalami ZS dan RA ini mengaku dikendalikan oleh seorang bernama ZA. Kemudian kita amankan ZA di kediamannya di Selong, Lombok Timur," terang Sisman.

Kelima tersangka dan barang bukti dibawa ke markas BNNP NTB untuk kepentingan penyelidikan. Ada pun barang bukti yang diamankan berupa 6 paket sabu seberat 409,14 gram. Tim juga mengamankan 5 handphone milik pelaku dan 2 unit motor.

"Kelimanya sudah kita tetapkan tersangka. Intinya kasus ini masih dalam pengembangan. Kami masih lacak jaringannya, siapa yang mengendalikan para pelaku di Aceh," pungkasnya. source

0 Komentar

close