Seorang Pria di Aceh Besar Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Kamar Hotel

Seorang pria berinisial ZA (63) ditemukan tewas bersimbah darah di dalam sebuah kamar penginapan di kawasan Aceh Besar, Senin (26/7) siang. Saat ditemukan pisau masih menancap di dadanya.

Baca Juga: Viral Video Pemuda Hina Jokowi dan Sebut di Aceh Tak Ada COVID-19, Pelaku Berada di Malaysia

Kasat Reskrim Polresta Banda Aceh AKP Ryan Citra Yudha mengatakan, dugaan sementara ZA tewas karena bunuh diri. Pria itu diketahui tengah memiliki permasalahan dengan keluarganya.

Baca Juga: Viral Oknum TNI AU Injak Kepala Warga di Papua

"Hasil pemeriksaan sementara berdasarkan dari olah TKP, keterangan saksi di lapangan, dan hasil visum dokter ahli forensik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin, disimpulkan korban diduga bunuh diri," kata Ryan, Selasa (27/7).

Dia menjelaskan, korban diketahui check in di penginapan itu pada Minggu (25/7). Setelah menginap semalam, keesokan harinya Senin (26/7) korban ditemukan dalam kondisi tak bernyawa sekitar pukul 13.00 WIB.

Berdasarkan keterangan saksi berinisial JE, dia sempat mencoba menghubungi ZA sekitar pukul 10.00 WIB. Akan tetapi pria itu tak menjawab.

Baca Juga: Pengusaha Asal Aceh Sumbang Rp 2 Triliun untuk Penanganan Covid-19 di Sumsel

Merasa curiga, JE kemudian mendatangi penginapan tempat korban menginap. "JE datang ke hotel untuk berjumpa dengan korban, saat diketuk pintu kamar hotel tidak ada jawaban. Kemudian JE mengambil kursi yang ada dekat pintu kamar untuk melihat keadaan di dalam, JE melihat korban tertidur bersimbah darah miring ke kiri," jelasnya.

Saksi JE lantas memanggil pengelola penginapan serta menghubungi anak korban, FI dan TO. Mereka bersama-sama masuk ke kamar 108 lewat jendela dan melihat korban dalam kondisi bersimbah darah.

"Pengelola penginapan menghubungi personel Polsek Peukan Bada untuk memberitahukan kejadian tersebut," ujarnya.

Baca Juga: Viral Video Wanita Ber-APD 'Jual' Surat Bebas COVID

Saat ini jenazah ZA sudah diserahkan kepada keluarga. Kata Ryan, keluarga menolak dilakukan autopsi, sehingga hanya dilakukan visum.  source

0 Komentar

close