Setelah Nasi Padang Babi, Kini Muncul Nasi Uduk Aceh Daging Babi, Penjual Asli dari Aceh

ACEHSERAMBI.COM - Setelah heboh masakan Padang berbahan dasar babi, kini muncul pula nasi uduk Aceh yang mengandung daging non halal. Warung nasi uduk Aceh yang menjual lauk berbahan daging babi itu berada di Pasar Muara Karang, Pluit, Jakarta Utara.

Linda selaku pemilik Nasi Uduk Aceh 77 dengan menu olahan daging babi memberikan klarifikasi terkait isu yang beredar. (Warta KOta/M. Rifqi Ibnumasy)

Linda selaku pemilik Warung nasi Aceh yang menjual olahan daging babi di Pasar Muara Karang, Pluit, Jakarta Utara akhirnya buka suara selepas warungnya viral.

Ia menyebut, warungnya sudah berdiri sejak 15 tahun silam. Saat itu, orang tuanya yang merintis usaha tersebut.

Adapun kata Aceh diambil lantaran keluarganya memang berasal dari Aceh.

Linda mengaku, nama Nasi Uduk Aceh 77 merupakan peninggalan dari orang tuanya yang berasal dari Banda Aceh dan tak ada maksud menyalahgunakan namanya apalagi melecehkan Aceh.

"Saya gak punya maksud juga menyalahgunakan nama Aceh, cuma waktu itu kan kita berpikir nya orang lebih mengenal aja namun Nasi Uduk Aceh karena kita asli dari Aceh," ungkap Linda ditemui pada Kamis (16/5/2022).

Berbagai menu olahan daging babi tersedia seperti rendang babi, dendeng babi dan sate babi.

"Semua kita pajang di etalase, semua. Tidak ada yang ditutupi, ada rendang ayam juga, rendang sapi semua kita pajang," ujarnya.

Seperti diketahui, warung itu dikecam lantaran membawa brand Aceh. Aceh sendiri dikenal sebagai wilayah yang menerapkan syariat Islam. Maka, penggunaan brand Aceh mendapatkan protes luas.

Linda pun bersedia untuk mengubah nama warungnya 'Nasi Uduk Aceh 77' dan menempelkan stiker non halal.

Langkah tersebut diambil setelah dirinya mendapatkan saran dari pihak kepolisian dan pejabat Kelurahan Pluit.

"Saya bersedia untuk menghormati akan menghilangkan nama Aceh, karena keadaan seperti ini kan persepsi nya berbeda-beda. Saya bersedia menuliskan non halal dan menghilangkan nama Aceh," ujar Linda.

Dilansir dari Wartakotalive.com, pihak kelurahan Pluit menanggapi viralnya masakan Nasi Uduk Aceh 77 yang disebut menggunakan lauk berbahan daging babi.

Pasca-viralnya nasi Padang dengan menu olahan daging babi, warganet kembali dihebohkan dengan cerita Nasi Uduk Aceh 77 yang menyediakan lauk berbahan dasar babi.

Sekretaris Kelurahan Pluit M Djahruddin menyarankan, agar brand 'Aceh' dibuang dan penjual menempelkan stiker halal atau non-halal.

"Dari pihak kelurahan akan mengecek lokasi dan meminta izin sudah berizin kah dia untuk berjualan di Pasar Muara Karang," ujarnya saat ditemui di Kantor Kelurahan Pluit, Selasa (14/6/2022).

Djahruddin menambah, di wilayah Muara Karang dan Pluit, kehadiran warung makan atau restoran dengan menu olahan daging babi sudah lumrah.

"Penduduk di wilayah Muara Karang dan Pluit itu etnis, bukan pribumi," ujarnya.

Dalam unggahannya di Facebook, Muhammad Raji Firdana menceritakan pengalamannya singgah di warung yang terletak di kawasan Muara Karang, Pluit, Jakarta Utara.

Pengunggah menyayangkan warung yang menyandang nama 'Aceh' yang identik dengan Islam ini menyediakan menu berbahan dasar daging babi. 

Wagub DKI Beri Imbauan

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ariza Patria pun memberi pesan kepada masyarakat jika ingin menjual makanan.

Orang nomor dua di DKI ini pun meminta masyarakat saling menghargai satu sama lain.

Terlebih, Indonesia merupakan negara yang sangat beragam, mulai dari suku, agama, adat, aneka kuliner, adat istiadat, etnis, dan bahasa.

"Mari saling menghargai dan menghormati, termasuk makanan yang ada mari kita hormati," ucapnya di Balai Kota, Kamis (16/6/2022) malam.

Ariza mengatakan, Padang dan Aceh selama ini memang identik dengan dua kota yang sangat kental ajaran agama Islamnya.

Oleh karena itu, makanan khas dari kedua daerah tersebut selama ini memang selalu dikenal halal.

Bila ada masyarakat yang ingin memodifikasi makanan dari kedua daerah itu, Ariza pun menyarankan hanya untuk kepentingan pribadi.

"Setiap daerah itu punya makanan-makanan, mari kita hormati. Kalau memang mau bikin untuk kepentingan pribadi di rumah ya silakan saja," ujarnya.

Bila di jual secara umum, politisi senior Gerindra ini khawatir hal ini justru akan memicu polemik seperti yang terjadi saat ini.

"Kalau dijual di tempat umum umpamanya nasi Padang dengan daging yang tidak biasa itu kan nanti dapat menimbulkan persepsi berbeda," kata Ariza.

"Jadi kita hindari, mari sama-sama menghargai dan saling menghormati satu sama lain," sambungnya. source

0 Komentar

close