Ada Aliran Kepercayaan dengan Nama Mirip Aplikasi PeduliLindungi, Cukup Sholat Sekali Seumur Hidup

Jelang akhir zaman, aliran-aliran kepercayaan bermunculan. Salah satunya muncul di Sumatera Barat dengan nama mirip-mirip aplikasi PeduliLindungi.

Baca Juga: Menag Yaqut Larang Masyarakat Pawai di Hari Besar Keagamaan, Termasuk Maulid Nabi

Ilustrasi Rumah Gadang di Sumatera Barat. Foto: Pixabay/realyusra/

Entah sengaja mendompleng ketenaran aplikasi yang telah diunduh jutaan rakyat Indonesia itu atau hanya kebetulan, aliran kepercayaan ini bernama Pelindung Kehidupan.

Aparat Intel Kejaksaan Negeri (Kejari) beserta Kemenag, MUI, Kesbangpol, Intel Polres dan Kodim pun kompak mengawasi kehadiran aliran tersebut.

Baca Juga: Polisi Ciduk Pemuda Peukan Baro, Dua Kali Setubuhi Remaja di Pidie

Aliran kepercayaan Pelindung Kehidupan ini diketahui sempat memiliki sekitar 20 orang pengikut.

Mereka berlokasi di Jorong Simancuang Nagari Alam Pauh Duo Kecamatan Pauh Duo, Kabupaten Solok Selatan (Solsel) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Konon, ajaran ini juga bisa melakukan pengobatan dengan cara 'menebus hak' dan tarif yang dipatok variatif, antara Rp2 juta sampai Rp5 juta.

Kasi Intel Kejari Solsel, M. Fajrin kepada Harian Haluan membenarkan bahwa ajaran Pelindung Kehidupan sempat berkembang di daerah ini.

"Aktivitas ajaran ini dilaporkan masyarakat dan setelah Kami lakukan penyelidikan memang benar. Penyebarannya di daerah Simancuang sampai miliki 20 orang pengikut. Ajaran ini didapatinya dari Lampung," ujar M.Fajrin, dikutip dari Harian Haluan, Minggu 10 Oktober 2021.

Baca Juga: Dicopot Karena Surati Kapolri, Brigjen Tumilaar Juga Bakal Diproses Hukum

Untungnya, lanjut Fajrin, keberadaan aliran ini terendus, sehingga ketika pihaknya melakukan penyelidikan, ST (45) yang disebut-sebut sebagai sang Guru Besar Pelindung Kehidupan sudah tidak berada lagi di kediamannya.

"Setelah kami gali informasi dari tetangga bahwa benar adanya ajaran Pelindung Kehidupan di Desa Jorong Simancuang tersebut," lanjutnya.

Berdasarkan keterangan tetangga ST terungkap, pengikut aliran ini cukup sholat satu kali seumur hidup. Namun, kebenaran keterangan belum bisa dipastikan karena ST sudah tidak berada di Simancuang.

Kemudian, ajaran ini juga bisa melakukan pengobatan dengan cara 'menebus hak' dengan tarif yang bervariasi antara Rp2 juta sampai Rp 5 juta.

"Dan pengikut dimandikan dimalam hari, dan dengan menebus hak dianggap telah bersih," sebutnya.

Dia menyatakan, bahwa perkumpulan biasanya dilaksanakan setelah waktu Isya sampai pukul 04.00 WIB yang dilaksanakan 2 kali dalam seminggu.

"Penyelidik belum dapat menyimpulkan apakah ada kaidah-kaidah agama yang menyimpang, namun demikian penyelidik akan tetap memantau keberadaan aliran ini. Tindakan ke depan kami akan berkoordinasi dengan Kemenag dan tim Pakem lainnya berkaitan dengan hal tersebut," tutupnya. source

0 Komentar

close