Mahasiswa Aceh Terjebak di Wuhan, Gubernur: Aman dari Virus Corona


Sebanyak 12 mahasiswa asal Aceh saat ini masih berada di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Kota ini adalah tempat tersebarnya virus corona pertama kali.

Kini mereka dikabarkan terjebak dan tidak bisa kemana–mana karena pemerintah Tiongkok melarang serta menutup jalur masuk maupun keluar dari wilayah tersebut.

Pemerintah Aceh untuk sementara memastikan bahwa tidak ada masyarakat Aceh yang terpapar Virus Corona. Terutama bagi mahasiswa dan masyarakat Aceh yang tinggal di wilayah Kota Wuhan.

Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah melalui keterangan tertulisnya mengatakan, meski berada di wilayah terparah penyebaran wabah Virus Corona, namun dipastikan warga Aceh berada dalam keadaan aman dan terbebas dari virus yang secara resmi dinamakan 2019–nCoV tersebut.

Seperti yang dikabarkan, penyebaran virus mematikan tersebut telah menimbulkan korban jiwa, hingga pada pagi hari ini (27/1), sedikitnya ada 80 orang meninggal dunia dan yang terinfeksi mencapai 2.761 orang di seluruh dunia.

1. Masyarakat di Aceh diminta untuk tetap tenang
Nova Iriansyah meminta masyarakat Aceh yang memiliki kerabat maupun keluarga di Kota Wuhan untuk tetap tenang dan mengikuti perkembangan informasi dari pemerintah.

“Saya bersama Kadinsos (kepala Dinas Sosial) sejak beberapa hari yang lalu sudah memantau kondisi mahasiswa Aceh di Wuhan, China. Sampai pagi ini semua kondisi masih terkendali dengan baik dan tidak ada masyarakat Aceh di Wuhan yang terpapar virus Corona,” kata Nova, Senin (27/1).

Masyarakat juga diminta untuk mencari kejelasan maupun kebenaran terlebih dahulu jika mendapat informasi mengenai kondisi masyarakat Aceh di Wuhan.

Di antaranya dengan melakukan pengecekan langsung informasi melalui Dinas Sosial Aceh yang merupakan wakil pemerintah dalam hal tersebut. Tujuannya, agar tidak terjadi atau mendapatkan informasi yang salah.

2. Gubernur tidak memiliki wewenang untuk memulangkan warga Aceh
Kepala Dinas Sosial Provinsi Aceh, Alhudri mengatakan, pihaknya masih terus memantau perkembangan serta keadaan warga Aceh di Tiongkok, khususnya yang berada di wilayah Kota Wuhan. Di antaranya dengan meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing dan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di Jakarta.

Terkait adanya usulan agar Pemerintah Aceh menjemput mahasiswa di Tiongkok, Alhudri mengatakan, Pemerintah Aceh tidak memiliki kewenangan untuk secara langsung datang menjemput mahasiswa Aceh di sana.

“Hal itu dikarenakan persoalan hubungan antarnegara. Selain itu juga dikarenakan Kota Wuhan saat ini telah ditutup untuk jalur masuk dan ke luar. Hal itu dilakukan demi mencegah penularan virus tersebut ke luar Wuhan.”

3. Ada 23 mahasiswa Aceh di Tiongkok
Berdasarkan informasi yang didapatkan IDN Times, saat ini total mahasiswa Aceh yang masih berada di Tiongkok lebih kurang ada 23 orang dan sebagian pelajar lainnya sudah kembali ke Aceh sebelum tersilosasi.

12 di antara itu berada di Kota Wuhan, Hubei. Mereka dikabarkan terjebak dan tidak bisa kemana–mana karena pemerintah setempat melarang serta menutup jalur masuk maupun keluar dari wilayah tersebut.

Adapun nama–nama mahasiswa yang masih berada di Kota Wuhan, Hubei, diantaranya Fadil dan Alfi Rian asal Kabupaten Aceh Utara; Ory Safwar, Jihadullah dan Intan Maghfirah asal Kota Banda Aceh; Siti Mawaddah asal Kabupaten Pidie; Siti sahara asal Kabupaten Aceh Tenggara; Hayatul asal Kota Lhoksumawe; Maisal asal Kabupaten Aceh Besar; Ita Kurniawati asal Kabupaten Nagan Raya; Agus asal Kota Sabang, dan Sapriadi asal Kabupaten Aceh Barat.

Sementara itu, 11 orang mahasiswa lainnya berada di luar Kota Wuhan. Di antaranya Muhammad Sahuddin, Desi, Yuliafitria, Rizki Rinanda, Fiqhi Nahdhiah Makhmud, Putri Kumala Rizki Rani, Nadlia Ariyati, Aisyah Protonia Tanjung, Geunta, dan Ulfi.(idntimes)

0 Komentar

close